Writing Is Well

 Writing Is Well

 

 

design by Canva

Menulis itu baik. Menurut saya seperti itu. Sebuah aktivitas yang baik, tentu saja. Apalagi bila yang ditulis adalah hal-hal yang bermanfaat. Apakah ada tulisan yang tidak bermanfaat? Tentu saja ada.

Tulisan yang tidak bermanfaat bagi saya adalah tulisan-tulisan yang tidak mendatangkan kebaikan bagi para pembaca. Itu saja. Tentu saja pendapat ini relatif ya.

Bisa jadi ada pendapat-pendapat berbeda mengenai tulisan-tulisan yang tidak bermanfaat.

 

Kenapa masih menulis?

Saya merasa menjadi orang yang beruntung karena aktivitas menulis menjadi bagian dari rutinitas keseharian.

Kok bisa merasa beruntung? Mungkin teman-teman akan bertanya.

Jadi, ceritanya, saat saya ada penugasan di sebuah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau dulu istilahnya Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD), saya bertemu dengan salah satu teman, dan kami dulu pernah satu ruangan.

Teman tersebut menanyakan, kok saya masih sempat menulis, disela aktivitas pekerjaan yang menurutnya mustahil untuk tetap bisa menulis.

Pertanyaan tersebut membuat hati saya berbunga. Jujur. Ada rasa tersanjung. Kenapa? Hal tersebut menunjukkan bahwa teman tersebut memberikan perhatian pada aktivitas menulis saya.

Padahal dia tidak suka membaca. Apalagi membaca buku secara fisik, kecuali buku-buku atau peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas kantor. Hanya terkadang membaca story dari salah satu akun media sosial yang saya miliki. Memang, beberapa kali saya mengunggah aktivitas menulis di akun tersebut.

 

Menulis untuk kebaikan

Di awal tulisan saya berpendapat tentang tulisan-tulisan yang tidak bermanfaat adalah tulisan-tulisan yang tidak mendatangkan kebaikan, terutama bagi para pembaca.

Ya, apalah arti tulisan yang tidak bisa membawa kebaikan, tetapi justru menimbulkan keburukan, bahkan pertikaian?

Memang, setiap orang berhak membuat tulisan. Apapun topik dari tulisan-tulisan tersebut. Namun, bukankah menebar manfaat melalui tulisan bisa mendatangkan kebaikan-kebaikan?

Kalau bisa menulis tenntang hal-hal baik, kenapa harus menulis tentang sebaliknya?

Bila tulisan kita berisikan hal-hal baik, perkara yang baik-baik, maka kebaikan-kebaikan tersebut juga akan datang pada kita. Hukum alam pasti terjadi. Apapun kebaikan yang kita lakukan, itulah yang akan kembali pada kita. Insyaa Allah.

Kita juga perlu ingat, bahwa saat kita kembali pada-Nya, hanya yang tertinggal yang tetap ada, termasuk tulisan-tulisan yang pernah kita buat.

Jadi, yuk kita menulis yang baik-baik dan mendatangkan kebaikan. Semoga tulisan-tulisan tersebut menjadi lading pahala bagi diri sendiri juga bermanfaat orang lain. Aamiin.

 

#inspirasi

 

 


Post a Comment

0 Comments