Bunda, kok tidak nulis lagi?
sumber gambar : https://www.pexels.com |
Kemarin,
setelah menyaksikan tayangan tentang kompetisi memasak di salah satu televisi
swasta, saya masih rebahan dan melanjutkan melihat tayangan lain. Melihat
posisi seperti itu, anak saya sontak bertanya : Bunda kok tidak nulis lagi?
Pertanyaan
yang membuat diri ini tersenyum. Merasa bahwa anak saya menjadi pengamat yang
baik, terutama dengan aktivitas yang biasa dilakukan oleh bundanya. Diam-diam timbul
rasa bahagia sekaligus bersyukur. Bisa memberikan sedikit contoh pada si kecil, meski
masih terus berproses dan belajar untuk menjadi penulis, yang baik.
Anak-anak
memang pengamat yang baik, sekaligus pengritik yang jujur dan apa adanya.
Seperti
yang saya alami.
Memang
bukan hal yang istimewa, tetapi bagi diri ini, pertanyaan tersebut, menjadi
sebuah pengingat sekaligus tantangan, agar saya bisa dan terus berusaha untuk
konsisten melakukan aktivitas menulis.
Menjadi
pribadi yang bisa konsisten akan suatu hal demi kebaikan, memang tidak mudah. Termasuk
untuk bisa dan mau meluangkan waktu mengeja kata, lantas membagi pada orang
lain. Lagi-lagi ini menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Meskipun
hanya sekadar memuat postingan di blog pribadi, dengan minimal jumlah kata
sebanyak 300. Bayangkan! Hanya dengan minimal 300 kata dalam setiap tulisan
saja. Harusnya menjadi mudah bagi saya yang (ngakunya)
sebagai seorang penulis ini!
Sebetulnya
malu juga sih, mengaku sebagai penulis atau blogger
(wannabe), tetapi nggak rajin bikin postingan di blog. Duhai ... (ini tentang
diri pribadi lho, tanpa bermaksud menyinggung orang lain. Sungguh!).
Terkadang
saya iri melihat orang lain, yang tetap bisa membuat karya dalam bentuk
tulisan, bisa menghasilkan dari tulisan (alias dapat cuan), bahkan bisa memenangi beberapa perlombaan menulis. Padahal
mereka mempunyai banyak kesibukan, jauh lebih banyak dibanding saya.
Tapi
iri dalam hal positiif, lho.
Apalagi
kalau yang di_iri_kan adalah para
perempuan hebat yang tetap berkarya, dalam kondisi dengan beragam kesibukan,
yang tentunya membutuhkan waktu, pikiran dan tenaga yang luar biasa.
Eits ... tuh, kan.
Lagi-lagi sikap membandingkan dengan orang lain terjadi!
Oh, no!
Sudah
saatnya saya berhenti membandingkan! Setiap orang mempunyai garis hidup
masing-masing, dengan kemampuan masing-masing.
Hal
yang penting adalah saya harus tetap berusaha, menjadi baik, memperbaiki diri, melakukan
hal-hal baik, juga tetap menulis (yang baik-baik juga tentunya).
Itu
saja.
#inspirasi
4 Comments
waa, kirain uda nggak aktif lagi mbak,
ReplyDeleteWah... saking lamanya aku nggak ngeblog ya, Mas Fajar. Alhamdulillah, aku masih ngeblog, meski seeprti masih perlu banyak belajar lagi, lagi dan lagi. Terima kasih sudah mau mampir ^^
Deletehihihi, awas lupa bayar domain blog nya mbak, karena lupa ngeblog , eh lupa juga bayar nya :)
DeleteWah aku tersindir. Aku blm nulisss.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^