Ingin Anak Menjadi Apa?
“Bunda,
aku ingin menjadi youtuber”, katanya
mantap dan penuh keyakinan.
Sontak
kaget lantas tersinyum simpul. Begitulah respon spontan saya, saat menanyakan
keinginan Rafa kelak. Sebuah cita-cita –yang tentu saja- tidak mungkin
terpikirkan saat saya masih usia kanak-kanak. Saat itu, hampir setiap anak
kecil, ketika mendapat pertanyaan yang sama, mayoritas menjawab : aku ingin
menjadi presiden, menteri, dokter, bidan, tentara, polisi ataupun guru.
Menjadi
youtuber? Boro-boro tahu tentang istilah (aktivitas) ini. Terbayangkan saja
tentu tidak. Lha bagaimana? Saat itu,
kan masih belum era digital. Sarana komunikasi masih sangat terbatas. Jangankan
punya telepon pintar, televisi juga masih warna hitam putih, itupun kadang
nonton rame-rame di balai kelurahan. Kasihan banget hidup gue, hahaha. Pasti juga teman-teman bisa menebak usia saya
sekarang, hehe.
Kembali
soal cita-cita. Keinginan kelak dimasa depan, seorang anak ingin menjadi
seperti apa.
Kalau
saya (dulu), ditanya ingin menjadi apa bila sudah besar, seringkali menjawab
ingin menjadi guru –dan bukan- menjadi seseorang yang menyukai dunia menulis.
Entah kenapa, setiap melihat sosok guru, rasanya melihat seseorang yang
mempunyai banyak ilmu, pintar, mengajarkan banyak hal dan selalu sabar
menghadapi murid-muridnya. Tidak hanya itu saja. Bahkan sama sekali tidak
terbersit dipikiran, bahwa kelak akan mengikuti garis nasib menjadi seorang
abdi negara, seperti kedua orangtua.
Ketika
mempunyai anak, banyak hal yang saya dan suami inginkan untuk Rafa. Salah
satunya adalah dia tidak harus mengikuti ayahnya menjadi seorang guru (dan hei,
meskipun saya bercita-cita menjadi seorang guru, dan tidak kesampaian tetapi mendapat
suami seorang guru, hehe), atau Rafa menjadi seorang abdi negara seperti saya. Kami
ingin memberikan kebebasan memilih padanya. Bukan menjadi seseorang yang
cenderung mengikuti apa yang diinginkan orangtua, yang bahkan kadang tidak
sesuai dengan keinginan hati.
Ada
saatnya, kala kami ngobrol berdua, saya mencoba menanyakan kembali tentang
cita-citanya. Siapa tahu dia berubah pikiran. Namun ternyata keinginannya masih
sama, hahaha. Rasa penasaran membuat saya mengajukan pertanyaan lebih lanjut padanya.
Sempat
ada rasa geli ketika saya tanyakan, kenapa Rafa ingin menjadi seorang youtuber? Spontan dia menjawab : ingin
punya banyak uang. Agar bisa mengajak ayah dan bunda jalan-jalan, keluar
negeri, nginap di hotel mewah, naik pesawat dan belikan mobil yang bagusss buat
Bunda. Ya Allah, segitunya! Ingin ngakak
sekaligus nelangsa. Bisa jadi Rafa berkata seperti itu karena merasa jarang
diajak liburan, jarang nginap di hotel, belum pernah naik pesawat terbang dan
mobil kami bukanlah keluaran terbaru dengan jok yang empuk, AC yang dingin dan
tidak sering ‘rewel’. Mendengar jawaban seperti itu rasanya jadi ingin nangis. Merasa
belum bisa membahagiakan anak, hiks. Maafkan kami ya, Nak. Ayah dan Bunda masih
belum sepenuhnya bisa memenuhi keinginanmu.
Sebagai
orangtua, tentu kami mendoakan yang terbaik untuk Rafa. Meskipun sebenarnya
tidak terbersit, kelak dia ingin menjadi apa, tetapi saya tetap berharap dia
menjadi seseorang yang bermanfaat bagi banyak orang. Tidak masalah menjadi
seorang youtuber, asalkan bisa
membawa kebaikan. Aamiin.
2 Comments
aamiin
ReplyDeleteAamiin ^^
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^