Bukan Sekadar Mimpi

Setiap orang berhak mempunyai mimpi dan berusaha mewujudkan. Apapun bentuk impian tersebut. Meskipun banyak riak menyertai, tetapi tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah untuk menggapai mimpi, pasti suatu saat bukan sekadar mimpi, bahkan mendapat lebih dari yang diinginkan.

Sungguh tiada menyangka, bahwa aktivitas menulis yang kini menjadi salah satu bagian hidup, membawa banyak perubahan padaku. Siapa yang menyangka, bisa berjalan sejauh ini dan menggapai banyak hal yang sebelumnya tidak terbayangkan.

Aku yang hingga sekarang masih merasa belum pantas disebut penulis, masih harus banyak belajar, seolah tidak percaya, bahwa dengan menulis, banyak hal berubah dalam hidup, salah satunya adalah menjadi sosok yang merasa lebih bahagia, dan tentu menjadi pribadi yang lebih baik.

Ya, seseorang yang awalnya merasa sebagai pribadi cenderung tertutup, sering merasa lebih senang dengan kesendirian, tidak percaya diri, kini berubah menjadi sosok yang baru.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa aku bertahan dengan aktivitas menulis, dan apa sih enaknya menjadi seorang penulis? Menulis bagiku panggilan jiwa. Salah satu jalan meraih kebahagiaan. Tentu saja, apa yang kurasakan berbeda dengan orang lain. Setiap orang mempunyai cara sendiri-sendiri untuk bisa menikmati hidup ini.

Sering aku sampaikan, bahwa sebenarnya aku tidak menyangka perjalanan menulis hingga seperti ini.

Maksudku, bisa meraih banyak hal yang sebelumnya hanya sekadar angan, yang hanya mimpi belaka.

Ketika mulai memantapkan diri untuk terus berusaha menulis pada tahun 2016, bermodal nekad, karena sama sekali awam dengan aktivitas yang satu ini, terutama harus berani membagikan karya agar dibaca banyak orang, sama sekali tidak berpikir bahwa hal ini benar-benar bisa membawa banyak perubahan dalam hidup.

Banyak rintangan dihadapi. Kritikan-kritikan menciutkan nyali, menyesakkan dada, pelatihan-pelatihan berbayar diikuti demi janji terbitnya buku hasil karya sendiri, yang hingga kini tiada kepastian, atau buku bisa terbit tetapi jauh dari harapan.

Apakah hal-hal tersebut membuat aku mundur dan tidak ingin menulis lagi?

Sayangnya, tidak. Meskipun pernah mengalami kejenuhan dalam titik yang lumayan parah, juga berhenti menulis, ternyata hal itu tidak berlangsung lama.

Nyatanya, aku kembali menulis. Hingga sekarang.

Hampir 2 tahun menjalani aktivitas ini. Banyak hal bisa kuperoleh. Menghasilkan beberapa antologi (alhamdulillah, hingga saat kutulis ini, sudah ada 6 antologi bersama teman-teman), menjadi salah satu pemenang blog competition, mendapat beberapa tawaran job review dan placement dan semakin banyak teman serta saudara yang tulus ikhlas berbagi ilmu, terutama menulis. Bukan materi tujuan utama, karena itu hanyalah bonus dari Allah.

Bukankah kebahagiaan sejati tidak bisa diukur dengan materi?

Begitulah. Aku yang hingga sekarang masih merasa sebagai orang awam dalam hal menulis, ingin bisa berbagi banyak hal dengan orang lain. Meskipun hanya sekadar pemberi semangat, agar tidak mudah menyerah saat rintangan menghadang.

Tulisan-tulisan yang kubuat, sesungguhnya sebagai sarana untuk terus menasehati dan mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang bermanfaat bagi orang lain, aku sungguh merasa bersyukur.

Kita harus mengingat, bahwa keyakinan yang kuat, terus berusaha, dan selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah, akan mengantarkan kita mewujudkan mimpi menjadi nyata.

#onedayonepost

#tantanganpekanpertama

#tantanganperjalananmenulis

#nonfiksi