![]() |
sumber foto : pixabay |
Melihat list postingan di blog, rasanya ingin melekukkan ujung bibir ke bawah. Atau sedikit mengelus dada. Hingga menjelang minggu terakhir di bulan Maret ini, tulisan di blog masih jauh dari angka 10. Jauh dibanding bulan lalu.
Ya ampun, ada apa ini? Kenapa saya belum menulis (lagi?)
Ah … pasti teman-teman mengira, saya terlalu banyak alasan.
Jawabannya : memang iya!
Lha iya. Gitu kok ngakunya seorang penulis. Tapi malas menulis. Padahal, apa susahnya menulis?
Ya susah kalau nggak punya niat yang kuat untuk menulis.
Menulis itu terkadang harus dipaksa. Lho, benar ini. Coba saja. Tidak semua yang dipaksa itu nggak enak lho #eh.
Baca juga : Menulis Itu Harus Dipaksa
Pantas aja, beberapa hari ini saya galau bukan main. Salah satunya ya karena tidak menggerakkan jemari untuk menggores pena.
Padahal, saya dulu pernah membuat sebuah tulisan bahwa menulis bisa dijadikan terapi bagi jiwa. Maksudnya begini (mau cerita nih), kan kita eh saya, terkadang merasakan ketidaknyamanan dalam hidup ini (eciee, bahasanya). Mungkin karena kurangnya rasa syukur, atau tidak sesuai antara keinginan dengan kebutuhan #apa hubungannya?
Nah, terkadang karena adanya hal-hal yang membuat tidak nyaman, lantas jemari ini tiba-tiba saja ingin menuang beberapa kata. Tentang segenap rasa. Entah menulis di lembaran kertas ataupun mengetik di gawai juga laptop.
Setelah melakukan aktivitas tersebut, ada kelegaan. Meskipun tidak sepenuh hati merasakan. Tetapi ternyata hal ini membuktikan bahwa menulis itu bisa menjadi semacam terapi bagi jiwa. Betul? Lha itu tadi buktinya, saya jadi merasa lega. Lebih lega, tepatnya.
Baca juga : Menulis Sebagai Terapi Bagi Jiwa
Padahal, saya pernah membuat harapan-harapan di awal tahun 2018 ini, bahwa ingin lebih rajin menulis. Tapi hingga hari ini masih belum benar-benar bergerak agar impian-impian bisa tercapai.
Baca : Resolusi 2018
Lalu, saya teringat saat blogwalking, ada beberapa teman blogger yang tetap menyempatkan menulis tentang apa saja. Membuat postingan yang menarik dari hal-hal sedeerhana yang dialami maupun terinspirasi dari orang lain. Ada saja tema yang bisa mereka jadikan ide.
Saya iri. Eitss… ini iri yang positif ya.
Sebab mereka atau siapapun, yang benar-benar mempunyai niat untuk selalu berbagi, pasti akan melakukan apapun agar harapan tersebut tercapai. Meskipun hanya melalui tulisan yang mereka buat.
Hmm … sepertinya niat saya untuk bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain meskipun hanya melalui tulisan, patut dipertanyakan ya? Bagaimana menurut teman-teman?
10 Comments
iya mba aku suka iri sama temen blogger yang wuih berjejer tulisannya bahkan tiap hari bisa update keren banget ya..makanya aku juga pengen kembali lagi smenagt karena ide menulis itu banyakkk :)
ReplyDeletesemonagt mb Nov
Komen dari mbak Herva bikin semangatku tumbuh lagi. Moga kita konsisten nulis ya mbak :D
Deletehihihi sama, Mbak :D Oh iya, angka 10 itu angka apa ya? :D
ReplyDeleteAngka postingan, mas Lutfi. Yahh... Minimal dalam 1 bulan bikin 10 postingan lah. Kalo bisa hihi
Deletesaya belum komen, karena belum komen, saya nggak bisa nulis. hehehhe
ReplyDeletehayo mbak, semangat nulis nya
Selalu support aku. Thx ya mas fajar ^^
DeleteKalau semangat nulis lagi kenxor, biasanya saya gunakan buat membaca apa saja. Nanti hasrat menulis akan bangkit lagi seiring adanya ide yang muncul saat baca tersebut
ReplyDeleteWah, keren nih idedari mbak Munasya. Sepertinya aku memang kurang membaca. Hiks :(
DeleteIya Mbak Nova, saya selesai Odop paling nulis seminggu 3x ...:). Pengin nulis seperti saat Odop berlangsung itu...:)
ReplyDeleteLha masih mending semingg 3 kali nulis. Aku kadang seminggu cuma 1 kali bikin tulisan #tepokjidat
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^