Kemarin ada sebuah email tertuju pada saya dari seorang pije (penanggungjawab) antologi yang diadakan oleh teman-teman komunitas One Day One Post (ODOP) Batch 4 khususnya kelas non fiksi.
Email tersebut berisi beberapa naskah revisi antologi, blurb dan sinopsis. Ada hal menarik saat saya membaca blurb dan sinopsis. 2 hal yang terkadang terlihat sama tetapi berbeda secara pengertian maupun penjabaran.
Pertama ingin membahas tentang blurb. Perlu diketahui bahwa hal pertama yang menjadi dasar seseorang memutuskan membeli buku adalah setelah membaca blurb. Tentu saja ada beberapa alasan blurb bisa dikatakan menarik. Bisa dari kalimat-kalimat yang menggelitik, menggugah, menginspirasi ataupun testimoni dari beberapa tokoh terkenal yang tercantum.
Blurb merupakan salah satu bagian dari buku terbit yang terletak di sampul belakang (back cover), berisi penjelasan singkat tentang isi buku. Harus dibuat semenarik mungkin dan memiliki kemampuan menambatkan hati pembaca dan calon pembeli buku.
Blurb bisa jadi semacam iklan dan menjadi kunci pemasaran sebuah buku. Perlu diketahui, bahwa pembaca maupun calon pembeli buku, setelah melihat sampul depan, lantas akan membalik dan melihat sampul belakang. Mereka melakukan ini rata-rata hanya sekian detik sampai memutuskan tertarik atau tidak untuk membeli.
Sebaiknya blurb dibuat tidak dalam banyak paragraf, tetapi cukup 2 hingga 4 paragraf saja. Untuk itulah, blurb harus dibuat dengan kalimat semenarik mungkin.
Sedangkan sinopsis merupakan ringkasan/inti atau ibarat pemendekan dari sebuah cerita atau naskah. Itu saja. Sederhana bukan? Bila sinopsis sebuah novel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain, tidak mengesampingkan unsur-unsur intrinsik dalam novel dan tetap memperhatikan keindahan kalimat penulisannya, dari awal cerita, konflik, penyelesaian konflik, tokoh, karakter hingga setting. Sinopsis menggambarkan secara sederhana tentang isi buku.
Ada hal berbeda antara sinopsis dan blurb, terutama pada siapa naskah atau cerita ditujukan. Sinopsis lebih ditujukan kepada redaksi/penerbit agar tertarik untuk membaca dan mengevaluasi naskah, sedangkan blurb lebih ditujukan pada pembaca atau calon pembeli buku, agar penasaran membaca hingga memutuskan untuk membeli.
Saat saya diminta untuk membaca blurb dan sinopsis yang telah dibuat oleh para penanggungjawab antologi nonfiksi ODOP Batch 4, ada beberapa hal yang perlu menjadi koreksi bersama, antara lain blurb masih terlalu panjang (terdiri dari banyak paragraf), sinopsis kurang menggambarkan secara sederhana isi naskah, dan penggunaan kalimat yang kurang efektif.
Perbaikan untuk naskah antologi telah dilakukan, dan kami berharap buku yang sangat dinanti tersebut segera terbit.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Dari berbagai sumber.
32 Comments
Wah bener juga ya mba,
ReplyDeleteSaya tadinya juga mengira antara sinopsis sama blurb itu sama cuma beda kaya bahasa tapi ternyata emang beda ya bukan cuma bahasa tapi tujuan nya juga beda
Iya, beda mbak. Moga info ini bermanfaat ^^
DeleteKita mah taunya sinopsis aja deh.
ReplyDeleteAh masa'? Mas Wakhid pura-pura nggak tahu nih hehe
DeleteWah, jadi tahu beda blurb dan sinopsis
ReplyDeleteAlhamdulillah. Moga bermanfaat ya mbak Kiky ^^
Deleteternyata blurb dan sinopsis beda ya, tapi keseringan kalau beli buku yang dibaca sinopsisnya.
ReplyDeleteSekarang jadi tahu bedanya ya mbak :)
DeleteBerarti yang sering saya baca itu blurb za bukan sinopsis. Dapat ilmu baru setelah baca ini
ReplyDeleteAlhamdulillah bila bermanfaat ^^
DeleteBlurb itu bahasa Indonesia baku bukan?kata lainnya (padanan kata) bahasa Indoensia utk istilah bulrb apa ya? Hem...
ReplyDeleteWah, jadi peer juga buat saya nih
DeleteNoted. Sempat bingung antara 2 ini, terimakasih sharingnya
ReplyDeleteSemoga bermanfaat ^^
Deleteiya, masih banyak yang belum mengenal blurp. Makanya suka disebut sinopsis. Saya pun sempat seperti itu
ReplyDeleteSekarang jadi lebih tahu ya mbak? Alhamdulillah. Semoga bermanfaat ^^
DeleteOh gitu ya blur di tunjukan pembeli,sinopsi lebih ke redaksi. Arti sama tapi tujuan target berbeda..jadi tau deh skrg lumayan buat refrensi peljaran bahasa indonesia buat anak murid nanti he he .thks
ReplyDeleteSenangnya bisa membantu ibu guru ^^
DeleteOh jadi yang di cover belakang itu Blurb ya mba? Saya kira sinopsis itu mah... Hmm, jadi paham sekarang bedanya.
ReplyDeleteUdah tahu bedanya sekarang kan? ^^
DeleteAku kira awalnya cover belakang itu sinopsis sudut pandang penulis. Tyt namanya blurb ya. Wah bisa dijadikan perhatian nih nanti. Kebetulan baru coba2 ikut nulis antalogi. Makasih informasinya mba. Salam kenal. :)
ReplyDeleteWah ... Keren udah ikut antologi. Sukses ya mbak ^^
Deleteooo itu namanya "blurb"?
ReplyDeleteSaya juga suka baca tulisan di sampul belakang itu duluan sebelum memutuskan membelinya apa gak :D
Blurb memang bisa jadi penentu jadi tidaknya kita beli buku ya mbak ^^
Deletemakasih mbak, aku tadinya ga tau bedanya blurb dan sinopsis abis baca ini jadi paham deh.
ReplyDeleteAlhamdulillah bila bermanfaat ^^
DeletePenjelasannya sederhana banget mbak, lebih mudah dipahami setelah baca artikel dari mbak , tfs ya
ReplyDeleteAlhamdulillah bila mudah dipahami ^^
DeletePara blogger buku niih...sering banget pake BLURB.
ReplyDeleteDan aku ga tau maksudnya siih...aku kira bahasa kerennya sinopsis.
Ternyata berbeda yaa..
Siip...jadi kebayang sekarang kalo mau bahas buku yang beres dibaca, mesti nulis apa...
Jangan asal nulis tapi gak paham makna yaa...bisa malu nanti.
Wkkwk...
Terima kasih, mba Nodiwa.
Sama-sama mbak Lendy. Semoga bermanfaat ^^
Deletewah :D ternyata selama ini aku salah menyangka dirinya :D maafkan aku blurb...kukira kamu masih sama seperti sinopsis :D
ReplyDeleteKami beda, mas Lutfi! Jangan salah lagi ya hehe
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^