Tips tulisan tembus media ala Mas Wakhid



Hari Selasa, 30 Januari 2018, ada materi menarik yang disampaikan oleh Mas Wakhid di grup whatsapp khusus kelas nonfiksi, program #OneDayOnePost. Beliau adalah salah seorang penulis yang tulisan-tulisannya sering dimuat di media online maupun cetak.



Mas Wakhid yang suka becanda ini menyampaikan dari awal, bahwa bila ingin tulisan tembus media, ya kita harus mengirim tulisan ke media yang dituju (ya iyalah. Gimana bisa dimuat kalau tidak mencoba mengirim? LOL).

Rasa penasaran setelah membaca cerpen-cerpen di media dan ada keyakinan bisa membuat tulisan seperti yang dimuat, merupakan latar belakang Mas Wakhid menulis dan mencoba mengirim karya. Ada cerpen beliau yang dimuat di media online Annida (karena merasa bahwa cerpen-cerpen di Annida itu dia banget), juga ada yang dimuat di majalah Ummi (sebanyak 2 kali), juga dimuat di Koran Solo Pos pada rubrik Ah Tenane.

Tulisan-tulisan Mas Wakhid dengan gaya bahasa yang ringan, mempunyai ciri khas tentu saja karena hasil menulis selama bertahun-tahun. Beliau sudah menulis sejak kelas 4 SD! Bayangkan, sudah berapa lama ya? Meskipun awalnya menulis di buku tulis tentang sebuah cerita seorang pendekar yaitu Wiro Sableng! Hebat deh! Sedari kecil sudah belajar menulis. Saya saja baru benar-benar belajar menulis 2 tahun yang lalu. Jauh banget perbedaannya ya?

Sedikit bernostalgia, diceritakan bahwa saat SMP, Mas Wakhid sering menulis kisah-kisah plesetan yang bisa membuat teman-teman sekelas menjadi tertawa dan terhibur. Selain itu juga membuat komik islami, difotokopi, distaples lantas dijual ke murid-murid TPA. Wah … naluri bisnisnya sudah tumbuh sejak remaja ya? ^^

Mas Wakhid juga berbagi beberapa tips agar tulisan bisa tembus media dan berpotensi besar dimuat, yaitu :
  1. Kirim tulisan yang sesuai momen. Misalnya saat Peringatan Hari Kemerdekaan, Hari kartini, Hari Ibu dan sebagainya. Tapi perlu diingat agar mengirim tulisan 2 atau 3 bulan sebelum momen tertentu bagi media yang jadwal edarnya dalam skala bulan;
  2. Kirim tulisan yang idenya unik dan tidak pasaran;
  3. Pilih media massa yang edisi penerbitannya cepat.
Media massa yang terbit harian lebih butuh banyak tulisan dalam sebulan. Jadi potensi dimuat tinggi juga. Sementara yang terbit bulanan antriannya pasti panjang. Kita mengenal media massa yang terbit harian, dwi mingguan, dan bulanan;
  1. Untuk pemula, cobalah dulu media massa lokal. Biasanya persaingan tidak sesengit media nasional;
  2. Baca tulisan rubrik yang sama pada beberapa media. Kalau kita yakin bisa dan memenuhi kriteria, maka potensi dimuat besar;
  3. Kalau ingin cepat dimuat, kirim ke media yang membutuhkan tulisan setiap hari;
  4. Jika ingin dimuat di media massa, jangan merasa malas membaca rubrik yang kita incar. Jika ingin dimuat, menulis dan krimkanlah.

Wah … ternyata banyak ya yang harus kita lakukan agar tulisan tembus media. Semoga postingan ini juga bisa bermanfaat buat teman-teman. Selamat menulis ya ^^


#30harimenulis
#hari18
#onedayonepost

Post a Comment

28 Comments

  1. Terimakasih sudah berbagi ilmu, mba.

    ReplyDelete
  2. Wew ... semoga ada yang bisa diambil manfaatnya dari obrolan ngalor-ngidul itu. Makasih Mbak Nov udah dikasih kesempatan sharing.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga berterima kasih sudah diberi kesempatan oleh mas Wakhid buat nambah ilmu ^^

      Delete
  3. Walaahhh wakhid suden basayev yaaa..
    Adike temenku orang sidowayah
    Deket rumahku juga heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ... Mbak Muth dan mas Wakhid saling kenal to? Beliau penulis kelas wahid lo mbak ^^

      Delete
  4. Aku suka lupa menulis yang sesuai momen. Mungkin harus diingat nih. Untuk blog juga kan bisa jadi acuan agar ramai dikunjungi ya. Thanks diingatkan, Mbak.

    ReplyDelete
  5. Wuah... makasih mbak Nova udah sharing hal yang hampir kulupakan ini,
    menulis dan kirim. Heee... ^_^
    Mas Wakhid, emang the best ya. ^_^

    ReplyDelete
  6. Kita juga haru stahu ya segmen dari media itu. Jadi biar bahasanya juga menyesuaikan ya mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak. Segmen pembaca penting agar tulisan kita memenuhi selera mereka

      Delete
  7. makasih banyak mba Nov, udah disharingin ilmunya.
    dih kangen cetak di media lagi rasanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mbak, kirim lagi tulisannya. Biar kita2 ketularan hehe

      Delete
  8. Wah tips keren ini, sekali dua kali kirim dan enggak dimuat rasanya sudah patah semangat. Padahal harusnya enggak boleh yaaak Hiks!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tulis, kirim dan lupakan. Begitu ya mbak, harusnya hehe

      Delete
  9. Kirim tulisan yang idenya unik dan tidak pasaran.

    Ini bagian yang harus mikir keras mbak. Hehehe makasih rangkuman tipsnya! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk semangat nulis, mbak Dila. Semoga bermanfaat ya ^^

      Delete
  10. Aku bbrp kali dtolaj akhirnya tembus jg, senangrasanya nuun tipsnya jd kpingin sent naskah lg k media ctak

    ReplyDelete
  11. Zaman masih kuliah sering sekali kirim tulisan ke rubrik khusus mahasiswa di koran nasional. Nggak pernah dimuat dan aku mutung. Sampai sekarang nggak pernah kirim2 lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Meski ditolak dan tiadk dimuat, tapi semangat menulis tetap jalan kan? :D

      Delete
  12. Trims infonya Mbak. Udah jarang dilirik ya menulis untuk media. Kecuali udah pasti ada imbalannya...
    Dengan adanya info ini moga bisa memperbanyak peluang diterima media

    Amin

    ReplyDelete
  13. Aku masih belum punya nyali utk ngirim ke media mba, tapi setelah baca tips2 ini kok rasanya pengen nyoba. Hihihi

    ReplyDelete
  14. aku dulu pernah mimpi tulisanku tembus kompas, tapi gak kecapaian ya karena emang gak pernah ngirim. hahah betul juga kata mas wakhid, gimana mau dimuat, wong gak pernah ngirim.. hihi.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^