Jangan Ungkit Kebaikanmu

sumber foto : pixabay


Tadi pagi, setelah pekerjaan domestik selesai, saya menyempatkan melihat tayangan dari sebuah televisi swasta, acaranya tentang pengajian oleh salah satu ustazah terkenal di negeri ini. Karena tidak melihat dari awal, merasa agak rugi juga. Lagian saya tidak hapal jam tayang, karena jarang melihat acara di televisi.


Dalam tayangan tersebut, ada salah satu peserta, sebut saja A, bertanya tentang suatu hal yang menarik buat saya. Ceritanya, A pernah berhubungan baik dengan seseorang, sebut saja B. Tetapi pada suatu hari, A merasa B telah berbuat zalim pada A. Karena tidak ingin membalas perbuatan B, maka A mendoakan dan memohon pada Allah Swt, si B diberi hidayah agar tidak melakukan perbuatan tersebut pada orang lain.

Lantas A bertanya pada si ustazah, apakah boleh dia berdoa seperti itu?

Sang ustazah justru mengatakan, bahwa sebetulnya perbuatan A adalah suatu kesombongan. A dianggap sebagai hamba yang ingin perbuatannya merupakan sebuah kebaikan diketahui oleh Allah Swt, lantas doa tersebut dikabulkan oleh-Nya. Sang ustazah juga mengutip salah satu ayat dalam firman-Nya.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu; kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk apda orng-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah ; 264)

Lantas sang ustazah melanjutkan tausiyahnya. Bahwa hendaknya kita tidak perlu mengungkit kebaikan yang pernah kita lakukan pada orang lain, termasuk mendoakan hal yang baik. Kita sebaiknya ikhlas melakukan apapun. Semua hanya demi Allah.

Allah Swt tidak perlu diberitahu semua perbuatan baik yang pernah kita lakukan. Allah Maha Tahu Segalanya.

Ikhlaskan saja semua. Mau disakiti, dihina, dipuji, disukai banyak orang, diberi cobaan yang ringan ataupun berat, ikhlas saja. Tanpa diminta, Allah tahu kok, apa yang terbaik untuk semua hamba-Nya.

Lakukan saja semua perbuatan baik. Lantas lupakan. Biarlah kita dan Allah Swt saja yang tahu.

Demikian.


#30harimenulis
#hari20
#onedayonepost

Post a Comment

8 Comments

  1. Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong dan ria. Aamiin

    ReplyDelete
  2. LOL, ya memang.. emang nya kita siapa ya merasa banget terdzolimi sampai berdo’a demi kebaikan si B. Mending do’a untuk kedua orang tua kita aja ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah... Malah afzol nih mbak Asti. Doa buat orangtua aja, tapi teteup nggak usah bilang2 ya hehe

      Delete
  3. Aku juga kemarin nulis ini di status Facebook ku tentang riya :)

    ReplyDelete
  4. Seringkali kita dihinggapi rasa sombong tanpa kita sadari, seyogyanya kita berhati hati

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mas Agus. Terima kasih sudah diingatkan ^^

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^