![]() |
sumber foto : google |
Saat blogwalking di blog salah seorang teman blogger, membuat saya ingin membuat menulis juga tentang tema yang sama. Teman saya itu menulis tentang pekerjaannya sebagai seorang freelancer. Hmm … Ada apa ya, dengan seorang freelancer?
Freelancer adalah seorang yang bekerja dengan satu atau beberapa employer/buyer dengan media internet untuk mendapatkan uang (info dari google). Pada intinya, seorang freelancer ‘menginvestasikan’ pengetahuan dan waktunya untuk bekerja secara online. Pendapatan yang didapatkan tergantung dari jenis pekerjaan dan waktu yang dihabiskan untuk employer yang bekerjasama dengan freelancer.
Nah, teman saya ini selain seorang blogger juga seorang freelancer. Dalam postingannya tersebut, dia menceritakan bahwa masih banyak orang yang memandang sebelah mata dengan profesi seorang freelancer.
Bagi orang-orang yang belum memahami profesi ini, selalu beranggapan bahwa seorang freelancer itu sama juga dengan tidak bekerja, sehari-hari hanya duduk di depan komputer atau laptop. Tak jarang ada yang menganggap para freelancer ini hanya bermain saja pekerjaannya. Padahal anggapan tersebut sebenarnya salah, lho.
Memang kelihatannya seorang freelancer hanya memandang layar komputer atau laptop, atau juga sibuk memainkan gawai dengan jemarinya, padahal sejatinya, bisa jadi dia sedang mengetik portofolio yang diperlukan oleh perusahaan tempat dia melamar pekerjaan, atau membalas email, atau apapun aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan profesi sebagai seorang freelancer.
Memang sih, ya, pekerjaan seorang freelancer itu masih banyak yang belum memahami. Bagi mereka, pekerjaan ini serba tidak pasti, baik itu tentang lokasi bekerja, maupun pemasukan. Sungguh berbeda dengan orang-orang yang bekerja dengan kepastian waktu, tempat kerja dan pemasukan (gaji).
Banyak orang beranggapan bahwa kerja yang sebenarnya itu ya kerja kantoran. Menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan, berangkat pagi, pulang sore atau malam hari, dengan mengenakan seragam yang rapi, penampilan keren, dan tentu saja pemasukan yang pasti atau tetap.
Memang bukan suatu hal yang salah bila masih ada orang yang berpikiran seperti itu. Namun, mindset (pola pikir) seperti ini haruslah diubah. Banyak orang-orang yang mempunyai daya kreatifitas yang tinggi, termasuk juga seorang freelancer, justru bisa menunjukkan eksistensi dirinya. Mereka merasa lebih enjoy dengan pekerjaannya, lebih bisa membagi waktu dengan lebih fleksibel, menjadi pribadi yang tangguh dan disiplin, bahkan bisa jadi, mereka adalah orang-orang yang lebih bisa menikmati hidup.
Well … hidup adalah pilihan. Menjadi seorang freelancer tak ada salahnya, bukan? Yang penting mau berusaha mengisi dan menjalani hidup dengan hal-hal yang positif.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Program One Day One Post yang diselengarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.
#ODOPOKT2
Apa setiap orang bisa jdi freelancer he, mbak?
BalasHapusBisa atau tidak, tergantung yang menjalani
Hapushemm, terkadang orang tua juga maih ragu, tentang apa tu freelance, mereka masih berpikir, kerja itu, kerja yang ada dikantor, pergi pagi pulang sore
BalasHapusItulah stigma di masyarakat. Berpenghasilan tidak harus keluar rumah, kan?
Hapusya mbak, semoga kita bisa memberi mereka pencerahan, depan notebook. kita bsa mendapatkan uang. stgma itu harus kita hancurkan minimal untuk lingkungan sekitar kita. :)
HapusSiipp mas Fajar. Lanjutkan :)
HapusAku lebih suka jadi freelancer karena waktu kerja itu kita atur sendiri. Mengenai hasil, kembali ke masing-masing orang ya...
BalasHapusDan mbak Vinny sudah membuktikan jadi freelancer super duper keren :)
HapusDan menjadi freelance itu bukan hal yang mudah, karena tentunya harus memiliki kemampuan yang bagus juga demi bisa dilirik oleh pencari kerja.
BalasHapusBetul, mbak Ipeh. Skill yang mumpuni, kreatifitas tinggi, sangat diperlukan agar bisa bersaing dengan pencari kerja lainnya
HapusSebetulnya asyik-asyik saja. Cuma suka terbentur stigma masyarakat. Sehingga suka dipandang sebelah mata.
BalasHapusTidak mudah memang mengubah stigma yang ada. Tinggal kita yang harus membuktikan bahwa pendapat masyarakat itu tidak sepenuhnya benar
HapusTetanggaku ada pasutri freelancer dua-duanya, bidang IT, dan semua tercukupi...Tetangga yang lain suka kepo dan nanya, kerjanya apa ya..kok nggak pagi ngantornya..dll..dsb...
BalasHapusJadi para freelancer..woles aja dengan pertanyaan seperti itu..:D
Hebat nih tetangganya:)
Hapusmalah mungkin digosipi melihara tuyul mbak, tetanggakan gitu, kalau berpikiran negatifnya mereka heheheh
HapusMas Fajar bisa aja :)
HapusSo jangan negative thinking lah ya
Jika karya yang dihasilkan sangat bagus maka freelancer akan dianggap penting bagi orang2..semangat terus mbak...
BalasHapusYup. Akan selalu ada jalan bagi orang-orang yang tetap mau herusaha untuk menghasilkan karya terbaik :)
HapusMenurut saya menjadi freelancer malah asik, tidak terikat jam kerja seperti pekerja kantoran.
BalasHapusInilah enaknya jadi freelancer, bisa mengatur waktu sendiri :)
Hapusmba Nova Freelance kah?
BalasHapusSaya bukan seorang freelancer, mbak :)
HapusBisa dibaca di profil :)
Yupz bener, jadi freelancer sering dianggap gak kerja karena gak keluar rumah secara rutin n penghasilan juga gak tetap
BalasHapusPadahal para freelancer punya penghasilan meskipun bekerja dari dalam rumah :)
HapusMbak Nova, ada saran kah, freelancer apa yg pas buat seorang pengajar di sekolah, yg tiap hr ada jadwal mengajar?
BalasHapusYuk sharing. Japri aja ya :)
HapusMenjadi seorang Freelancer masih menjadi impian saya Mbak, agar bisa bekerja di rumah dan tetap membersamai anak-anak.
BalasHapusSemoga tercapai apa yang diinginkan, tentu disesuaikan dengan kondisi ya :)
HapusSaya juga pingin jadi freelancer, tapi pekerjaan sekarang tidak memungkinkan jadi full freelancer :(
Jadi berminat jadi freelancer apalagi sekarang udah nggak kerja di luar juga, hehe...
BalasHapusSemoga tercapai apa yang diharapkan :)
Hapus