Seorang teman pernah menyampaikan kekecewaannya pada seseorang. Hanya karena seseorang tersebut menyampaikan kritik pada teman saya. Secara detail memang tidak diceritakan, bentuk kritik tersebut, tetapi akibatnya ternyata sangat fatal. Teman saya menutup semua akun media sosialnya! Waduh!
Terkadang tanpa kita sadari, begitu mudahnya kita memberikan penilaian terhadap orang lain. Entah tentang kehidupannya, pekerjaan, rumahtangga, anak-anaknya, bahkan hal sepele tentang rasa masakan, tidak luput dijadikan bahan untuk membicarakan dan memberikan kritik pada orang lain.
Saat kita melakukannya (memberikan kritik), seringkali lupa bahwa orang lain bisa jadi tidak berkenan dengan kritikan tersebut. Lupa bahwa mereka juga punya privasi. Lupa bahwa mereka mempunyai perasaan yang seharusnya kita jaga agar tidak merasa sakit hati.
Namun hal ini sering tidak kita sadari. Terburu-buru memberikan kritik tanpa. memikirkan akibatnya. Mungkin hal ini tidak terbersit dalam benak kita. Tentu tidak menjadi suatu masalah bila kritikan bisa diterima dengan lapang dada, tetapi akan menjadi panjang urusannya, bila ternyata kritikan tersebut membuat orang lain menarik diri dari pergaulan.
Setiap orang mempunyai kehidupan pribadi masing-masing. Boleh saja kita ingin mengetahui hidup orang lain. Tetapi harus diingat bahwa itu sebatas keinginan saja, tidak sopan rasanya bila terlalu 'masuk' ke dalam kehidupan mereka. Tentu kita harus memaklumi hal ini. Bukankah kita juga tidak ingin orang lain terlalu ikut campur dengan urusan kita? Begitulah seharusnya kita menempatkan diri.
Memberikan kritikan itu ada aturan dan seninya, lho. Tidak begitu saja mengkritik, tentu saja. Misalnya saja, kita bisa menggunakan kata-kata yang sopan, tidak terkesan menggurui, dan sebagainya.
Bila kita bisa menunjukkan attitude yang baik, tentu orang lain akan mersa senang dengan kritikan yang ditujukan padanya. Sebaliknya, bila kritikan bernada pedas tanpa membantu memberi solusi terbaik dan hanya menyakitkan, maka jangan salahkan orang lain bila menjauh dari Anda.
Kritikan yang baik dan membangun, menunjukkan kualitas diri dari si pemberi kritik. Meskipun mungkin ada yang menganggap, bahwa sebuah kritikan hanyalah sekadar agar diakui keberadaannya oleh orang lain, tetapi cara penyampaian kritik tidak boleh keluar dari jalur yang telah ditetapkan.
Bila kita tidak bisa menyampaikan kritikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, alangkah lebih baik bila kita diam dulu dan juga mengamati. Bukankah ada kalimat berikut :
Lebih baik diam daripada bicara yang menyakitkan.
Postingan ini diikutsertakan dalam Program One One Post, yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.
#ODOPPOKT6
22 Comments
Kadang sifat org emang beda2 sih ya. Mungkin si pengritik merasa kritiknya biasa aja, tp buat yg terima kritikannya, dia lgsg down. Kl aku pribadi sih berani kritik k teman2 terdekat aj. Yg udh paham tabiatku gmn..
ReplyDeleteYa mbak Ardiba. Sebelum menyampaikan kritik, sebaiknya pahami dulu karakter orang yang akan diberi kritik.
DeleteBenar sekali. Kritik sebenarnya juga membangun, tetapi tidak semua orang bisa menerimanya dengan lapang Dada. Kita hanya perlu berhati hati dan menyampaikannya dengan santun.
ReplyDeleteBetul, mbak Wid. Mengkritik itu sebaiknya ditujukan untuk perbaikan, bukan menimbulkan perselisihan
DeleteBenar sekali. Kritik sebenarnya juga membangun, tetapi tidak semua orang bisa menerimanya dengan lapang Dada. Kita hanya perlu berhati hati dan menyampaikannya dengan santun.
ReplyDeleteBetul, mbak Wid. Mengkritik itu sebaiknya ditujukan untuk perbaikan, bukan menimbulkan perselisihan
DeleteAku mau kritik tulisan ini. Tapi takut penulisnya marah. Ahihi...
ReplyDeleteMonggo dikritik, mas. Ditunggu lho :)
DeleteSemoga lekas sembuh ya mas Wakhid
Jadi takut mau kasih krisan mba hehe
ReplyDeleteTujuannya untuk perbaikan, dan disampaikan dengan baik, apa salahnya? :)
DeleteAku pernah bete habis, karena tulisanku dikritik pedas sama seseorang. Cara menyampaikannya yang bikin nggak suka..hahaha..Padahal dari kritikan kita bisa belajar lebih baik ya Mbak .Cuma cara penyampaian mesti diperhatikan ..
ReplyDeleteBetul mbak Dian. Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang memberi kritikan pedas haha
DeleteHiks.. Hiks.. Aku juga pernah dikritik tulisan, awalnya down banget, tapi alhamdulillah diterima dengan lapang dada. Berarti dia peduli padaku, karena memberikan kritik.
ReplyDeleteAku juga pernah mengalami. Sempat down. Tapi lalu tersadar, kritikannya memang agar aku mau memperbaiki
DeleteAku termasuk orang yang suka di kritik mba Nov. Tapi disampaikan secara santun dan berdua saja. Tidak di depan orang banyak. Hehehe
ReplyDeleteKalau caranya seperti itu, aku juga mau :)
DeleteIa mbak, kritik juga ada aturannya. Nggak boleh asal kritik gitu aja, apalagi dengan menggunakan kata2 yang nggak sepantasnya, yang sampai menyakiti hati orang yang kita kritiki. Kan nggak semua orang hatinya lapang bisa menerima kritikan. Ada perasaan mereka yang turut harus kita jaga. Ini jg jadi reminder bagi saya.
ReplyDeleteMengkritiklah dengan bijak. Begitu kan?
DeleteReminder juga buat saya :)
iya, kalau kita ngga ati2 ngasih kritik bisa2 orang malah salah paham malahan bisa sakit hati ya, mba
ReplyDeleteBetul, mbak. Memang harus hati-hati menyampaikan kritik
DeleteSetuju sama tulisannya, Mba Nova. Memang mengkritik itu perlu 'attituted"-nya karena tidak semua orang siap dikritik kapan pun dan di mana pun. Termasuk yang hobi mengkritik. Apa lagi di sosmed. Terkadang, apa yang kita upload memang karena murni ingin berbagi. Bukan untuk dikritisi. Kita nggak pernah tahu beban apa yang dibawa seseorang dalam satu tindakannya, sehingga perlu sekali berhati-hati dalam memberikan kritik.
ReplyDeleteKita memang harus bijak dalam memberikan kritik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman ya mbak
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^