Menyemangati Orang Lain Sejatinya Menyemangati Diri Sendiri



‘Aku gagal,’ sebuah chat mampir ke whatsapp saya. Dari seorang teman. Dia menyampaikan kegagalannya untuk bisa lolos di sebuah even menulis yang baru saja diikuti. Saya tahu dia kecewa, pun pernah merasakan hal yang sama. Merasa sudah berusaha sebaik mungkin, namun ternyata hasilnya nihil. Tapi mau bagaimana lagi? Keputusan dewan juri sudah ditetapkan, tidak bisa diganggu gugat.

Satu hal yang bisa saya lakukan untuk sang teman adalah tetap memberinya semangat. Kegagalan kali ini harus jadi pemicu untuk tetap berusaha lebih baik lagi. Kegagalan tidak seharusnya membuat kita berhenti berjuang. Berhenti sama artinya dengan menghentikan mimpi dan cita-cita. Rasa kecewa pasti ada. Merasa sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi seolah sia-sia karena ternyata hasil tidak sesuai yang diharapkan.

Hidup memang tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Setiap detik napas kehidupan, akan berubah, sesuai atau tidak dengan keinginan kita, sejalan dengan mimpi dan asa ataupun tidak, yang jelas semua memang sesuai kehendakNya.

Ketika berada pada posisi sang teman, disaat kekecewaan melanda, saya hanya bisa tetap memberinya semangat, agar tidak larut dalam sedih berpanjangan, tidak boleh mudah menyerah dan tidak boleh begitu saja menghapus impian dan cita-cita.

Disaat menyemangati, sayapun tersadar, bahwa sebetulnya, tindakan ini juga saya lakukan untuk diri sendiri. Saya posisikan diri sebagai sang teman yang sedang dirundung sedih dan kecewa, berusaha menyelami perasaannya. Mungkin tidak sama persis seperti apa yang dia rasa, tetapi setidaknya bisa turut merasakan, karena pernah mengalami hal yang sama.

Teringat saat kegagalan dulu. Memang saat itu saya kecewa, ketika sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasil tidak sesuai harapan. Memang butuh waktu beberapa saat untuk membuat kondisi emosi kembali stabil, dan kembali menyadarkan diri bahwa kegagalan tak selamanya ada, selama kita masih terus mau berusaha untuk menjadi lebih baik.

Hal itu juga yang saya sampaikan pada sang teman. Meskipun dia mengalami kegagalan di even tersebut, tetapi saya berharap dia tetap menggores aksara, seperti yang selama ini dia lakukan. Saya sampaikan padanya untuk tetap semangat menulis, melalui media apapun. Saya yakin dia mampu menulis dengan baik, asalkan mempunyai komitmen yang tinggi dan tetap mendisiplinkan diri untuk menulis.

Memberikan suntikan semangat pada orang lain, sejatinya itu untuk diri kita sendiri, menurut saya. Dengan begitu, kita pun jadi bisa merenung, agar diripun tetap bisa bersemangat menjalani hidup dengan selalu berbuat kebaikan. Betul?

Semoga.











Post a Comment

19 Comments

  1. hemm, gagal itu normal mbak, apapun yang kita harapkan ada kadang gagal ada suksesnya. menyemangati teman juga diri kita . :). semoga menjadi amal kebajikan mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Meskipun gagal tetap harus terus berusaha ya mas Fajar :)

      Delete
    2. Ya mbak, gagal coba lagi, gagal coba lagi :). Dan satu lgi . bersyukur. :)

      Delete
  2. Ada banyak kegagalan untuk meraih kesuksesan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan kegagalan sejatinya menuju sebuah kesuksesan, asal tetap mau berusaha dan tidak mudah menyerah :)

      Delete
  3. anggap sedang menghabiskan jatah ke gagalan yoo mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan jatah sukses akan selalu menyertai. Betul kan, mas Ian? :)

      Delete
  4. Keep hamasah keep istiqomah 😅😅

    ReplyDelete
  5. gagal itu kadang bikin trauma,kadang malu2in, tapi kalo g gt kita g belajar.. hihihihi.... yang penting mah tetep bangkit abis gagal....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan tetap semangat ya, mas Lutfi :). Nggak boleh mudah menyerah

      Delete
  6. Abisin jatah gagalmu di masa muda, kalo kata bunwid hihi

    ReplyDelete
  7. Pribahasa lama bilang, kegagalan hanyalah sukses yang tertunda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, mbak Ane. Tentu dibarengi dengan tekad dan semangat tidak mudah menyerah, maka sukses pasti diraih :)

      Delete
  8. Bener banget Mba. Tapi jangan sampai kita cuma bisa menyemangati orang lain saja, karena terkadang menyemangati orang lain rasanya kok lebih mudah dibanding menyemangati diri sendiri ya. Mungkin karena itulah kita mesti cari teman buat saling menyemangati ya? Namun cara menyemangati yang bagus juga adalah dengan sikap / cara kita bertindak, bukan sekadar kata-kata ya Mba. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak Elrisa. Lisan dan sikap kita pada orang lain harus seimbang :)

      Delete
  9. Betul mbak. Begitu pula kalau kita seneng atas kebahagiaan org lain, insyaAllah katanya sih jg akan menular :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahagiamu, bahagiaku juga. Begitukah, mbak April? :)

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^