Aktivitas membaca dan menulis itu erat sekali kaitannya. Dua hal ini bila dipadukan akan menghasilkan sebuah karya yang mengagumkan, tentu saja bila disertai niat yang kuat disertai kerjasama yang bagus antara rasa dan pikir yang dimiliki seseorang. Setiap orang yang bisa menulis, pasti bisa membaca. Namun sebaliknya, orang yang bisa membaca, belum tentu mempunyai kemampuan menulis yang baik.
Menumbuhkan minat baca memang tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi di negara kita tercinta ini, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa minat baca di Indonesia masih memprihatinkan. Nyaris di angka terendah.
Padahal seharusnya disadari bahwa dengan membaca, maka akan tercipta generasi yang cerdas, berakhlak dan berilmu tinggi. Seharusnya pula disadari bahwa kondisi generasi yang cerdas akan membawa kemajuan suatu bangsa.
Kebiasaan Membaca Dimulai Sejak Dini
Kegemaran membaca memang seharusnya dimulai sejak dini. Tentu akan lebih baik bila dimulai dari lingkungan keluarga. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan minat baca pada anak, yaitu :
1. Sediakan bacaan yang bergizi di rumah;
2. Bila mempunyai balita, sediakan buku bantal untuk bayi yang terbuat dari kain dan tidak mudah sobek;
3. Bacakan buku-buku cerita bergambar yang disukai anak;
4. Rutinkan kebiasaan membaca buku;
5. Atur jadwal dengan pasangan untuk membacakan buku pada anak, agar kedekatan emosi terjalin tidak hanya pada salah satu orangtua.
Menulis Itu Membaca, Namun Belum Tentu Sebaliknya
Setiap orang yang bisa membaca, belum tentu bisa menuangkan kembali isi bacaannya dalam bentuk tulisan. Beberapa mungkin saja hanya membaca sekilas lantas lupa dengan apa yang baru saja dibaca. Tetapi bagi sseorang penulis, disaat dia sedang menulis, otomatis dia juga membaca.
Seorang penulis yang baik seharusnya juga menjadi pembaca yang baik. Paham dengan apa yang ditulis, bahkan harus juga memosisikan diri sebagai pembaca, sehingga bisa menilai dan mengukur kemampuan menulisnya, apakah tulisannya memang layak dibaca ataukah tidak.
Baca juga : Menulis Itu Membaca, Belum tentu Sebaliknya
Tetaplah Menulis dan tinggalkan jejakmu di sana
Kehidupan ini tidaklah abadi, semua orang tahu akan hal itu. Pernahkah berpikir, jika kelak kita sudah tiada lagi di dunia ini, apakah yang akan kekal selain amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa dari anak-anak kita yang saleh?
Kita juga tidak akan tahu, amal jariyah yang mana yang akan diterima oleh Allah. Tugas kita hanya memperbanyak amal perbuatan yang baik, itu saja.
Bagi sebagian orang, menulis itu tidak mudah. Menulis itu harus berpikir rumit dan sulit. Menulis itu harus punya tabungan kosakata yang banyak. Dan berbagai alasan lainnya.
Tentu saja, alasan-alasan tersebut akan diungkapkan bagi orang-orang yang memang tidak tertarik untuk menulis, tidak tertarik untuk menggoreskan pena, menuangkan kata hingga terjalin rangkaian kalimat dimana kalimat-kalimat tersebut bisa jadi akan membawa suatu manfaat bagi para pembacanya.
Menulis itu sebuah ketrampilan, bukan bakat. Ketrampilan yang terus diasah akan menghasilkan sebuah karya yang bagus. Kunci keberhasilan menulis sebenarnya bukan dari banyaknya teori yang kita pahami. Tapi dengan berlatih menulis sebanyak mungkin.
Buat saya pribadi, menulis itu salah satu cara untuk meraih kebahagiaan. Saya bisa menuangkan segenap rasa di dalamnya. Ada kelegaan setiap bisa menyelesaikan sebuah tulisan.
Menulis mungkin saja bisa menjadi salah satu ladang amal bagi kita, dimana jejak-jejak aksara yang kita tinggalkan bisa memberi manfaat bagi orang lain. Tentu saja jika kata mau berpikir, tulisan-tulisan yang baik, tidak mengandung unsur negatif, tidak melanggar norma agama dan masyarakat, dan insyaAllah membawa manfaat, itu bisa menjadi tabungan amal bagi kita.
Tetaplah menulis, dan yakinlah kelak setiap tulisan akan menemukan takdirnya.
Tulisan ini diikutkan dalam program Postingan Tematik (PosTem) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.
#PostingTematik
#BloggerMuslimahIndonesia
#BloggerMuslimahIndonesia
46 Comments
Membaca memang harus dibiasakan dari dini setuju itu dan satu lagi budaya baca anak itu ditiru dari orang tuanya....
ReplyDeleteSemoga kita bisa menjadi contoh yang baik untuk anak-anak kita :)
DeleteMenulis memang salah satu cara meraih kebahagiaan ya, Mbak. Apalagi jika tulisan kita bisa menginspirasi orang lain..Tulisan yang membawa manfaat bagi umat pun bisa jadi tabungan akhirat..Insya Allah:)
ReplyDeleteAamiin. Semoga kita bisa bermanfaat bagi orang lain ya mbak :)
DeleteMenulis mungkin saja bisa menjadi salah satu ladang amal bagi kita--> ini yang sebenarnya paling penting. Menulis untuk Allah dan memberi manfaat bagi yang membacanya.
ReplyDeleteTambahan materi dan populer akan mengikuti dengan sendirinya, sesuai dengan besarnya usaha. Pun jika hanya minim mendapatkan keduanya, jika menulis karena niat seperti di atas, insya Allah itu sudah cukup membuat bahagia menurut saya :)
Betul mbak Tatiek, adapun bila ada rejeki dari menulis, anggap saja bonus dari Alloh :)
DeleteSetuju! Meninggalkan jejak lewat tulisan ^^
ReplyDeleteDan semoga jejak aksara itu bermanfaat :)
DeleteSetuju! Meninggalkan jejak lewat tulisan ^^
ReplyDeleteDan semoga jejak aksara itu bermanfaat :)
DeleteAda jejak di setiap tulisan yang kita tinggalkan. Maka tinggalkanlah jejak-jejak yang bermanfaat :)
ReplyDeleteSemoga kita terus bisa meninggalkan jejak-jejak yang bermanfaat :)
DeleteYa, menulis lebih cenderung disebut keterampilan. Bakat hanya berfungsi 1% saja, sisanya adalah latihan dan kebiasaan. Terimakasih artikelnya Nova, bermanfaat sekali.
ReplyDeleteSama-sama mbak Novia. Alhamdulillah bila bermanfaat :)
DeleteSiappppp! Aku mau rajin-rajin menulis dan membaca, agar bisa meninggalkan jejak saat nanti sudah tidak ada lagi di bumi ini. Terima kasih diingatkan kembali tentang pentingnya membaca dan menulis ya, Mbak Nova.
ReplyDeleteSama-sama, mbak Dian. Mari kita saling mengingatkan ya :)
DeleteTetaplah menulis, dan yakinlah kelak setiap tulisan akan menemukan takdirnya.
ReplyDeletekata-kata ini yang membuat aku termotivas ikut lomba blog meski udah bolak-balik kalah.
Salam,
Helenamantra dot com
Aku juga belum pernah menangin lomba blog hehe. Tapi mbak Helena jauhn lebih keren :)
DeleteTulis lupakan, tulis lupakan biarkan dia menemukan takdirnya, makjleb banget deh quote itu, agar kita tak berhenti menulis
ReplyDeleteSemangat menulis ya mbak Yurmavita :)
DeleteJadi tambah semangat menulis blog, gara-gara "tulisan akan menemukan takdirnya". Tetap semangat menulis, mbak.
ReplyDeleteTerimakasih supportnya Mbak Ipeh. Semoga bisa jadi blogger keren kayak mbak Ipeh. Aamiin :)
DeleteSalah satu amal jariyah adalah menulis. Tentu saja, menulis yang baik dan bermanfaat karena setiap kata yang tertulis
ReplyDeletejuga harus dipertanggungjawabkan. Terima kasih sudah mengingatkan...
Postingan ini juga remnider buatku :)
Delete"Tetaplah menulis, dan yakinlah kelak setiap tulisan akan menemukan takdirnya."
ReplyDeleteMari sama-sama berjuang menjemput takdir indah kita ;)
Yuk mbak Ane, kita jemput takdir kita :)
DeleteBetuuulll...setiap tulisan pasti akan bertemu takdirnya Yo Mba.
ReplyDeleteSo, tetap semangat menulis ya mbak Denik :)
DeleteBagi orang yang suka membaca, proses menulis sangatlah mudah. Kebanyakan penulis lahir karena kesukaannya membaca
ReplyDeleteBila semua orang yang suka membaca juga gemar menulis, alangkah hebatnya dunia literasi ya mbak :)
DeleteKudu terus latihan dengan menelurkan tulisan yaa, Mbak? Sebab menulis merupakan habits yang cuma akan tumbuh cantik kalau kita pelihara... ;)
ReplyDeleteAamiin. Semoga dengan semakin banyak berlatih, tulisan akan semakin bagus :)
DeleteJadi inget, dlu pernah ada yg bilang, "Kamu menulis, maka kamu ada".
ReplyDeleteKarena saat kita tiada, jehak aksara yang kita tinggalkan akan tetap ada :)
DeleteSetuju banget, semoga blog kita juga jadi amal jariyah kita ya Mba, memberi manfaat untuk orang yang membaca. Aamiin..
ReplyDeleteAamiin. Semoga ya, mbak Arina, jejak aksara yang kita tinggalkan bisa menjadi tabungan amal :)
ReplyDeleteSetuju banget: menulis itu membaca, belum tentu sebaliknya.
ReplyDeleteSaya juga makin paham kenapa kemampuan menulis diajarkan paling akhir dari ketiga kemampuan berbahasa lainnya. Soalnya banyak integrasi dengan kemampuan lain itu.
Kalo mau nulis, biasanya kita baca dulu cari referensi. Nah, inilah yang bikin nulis jadi makin joss!😉
Membaca merupakan salah satu cara agar kita mendapat ide untuk menulis :)
DeleteApa yg kita tuliskan merupakan amalan yg akan dipertanggungjawabkan dan semoga tulisan kita bs jadi amal jariyah
ReplyDeleteAamiin :)
DeleteSemoga ada diantara tulisan kita yang bermanfaat dan menjadi tabungan amal
Tiap baca tentang menulis dan berkaitan dengan bermanfaat dan amal jariyah selalu bikin bertanya pada diri; sudah dan akankah demikian?
ReplyDeleteSemoga bisa. Aamiin. Trims pengingatnya Mba... :)
Aamiin...
DeleteSemoga lewat tulisan yang kita buat, sekaligus menjadi ladang dakwah dan tabungan amal :)
Meninggalkan jejak melalui tulisan.
ReplyDeleteKeren mba :)
Terimakasih mbak. Semoga bermanfaat :)
DeleteBetul, menulis itu bukan bakat. Kata tere liye menulis itu yang penting latihan, latihan, latihan.. (diulang 3x)
ReplyDeleteYang penting sering berlatih menulis ya mbak :)
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^