“Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila di baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila dia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati.”
(HR. Bukhari Muslim)
Hati manusia sangatlah rapuh. Sangat mudah sekali terbolak-balik. Sebentar merasa gembira, sebentar merasa sedih, sebentar merasa sakit, bahkan ada yang langsung berubah menjadi ikhlas. Persoalan hati sangatlah penting bagi manusia. Tidak boleh sekejappun diabaikan dan diremehkan. Hati menjadi hal yang pokok dalam kehidupan manusia. Dalam kondisi apapun, hati harus dapat kita pertahankan. Hati tidak boleh hilang, tidak boleh rusak, tidak boleh tercemar, juga tidak boleh sakit. Hati harus tetap dalam kondisi sehat, bersih dan ikhlas.
Seperti apapun amalan yang kita lakukan, tetapi bila tidak disertai keikhlasan hati, maka hal tersebut hanyalah sebuah kesia-siaan, karena sudah pasti tidak akan diterima Allah Swt.
Semua manusia pasti mengalami godaan yang datangnya dari setan. Dngan godaan-godaan tersebut, sudah pasti manusia akan disesatkan. Setan tentu akan merasa senang bila manusia yang diajak untuk berbuat dosa dan masuk neraka, sebab hal itu tanda bahwa manusia akan jadi pengikut setan. Namun hal ini tidak akan terjadi pada orang-orang yang senantiasa berbuat ikhlas.
Menurut agama, amalan batin haruslah diprioritaskan daripada amalan lahir yang dilakukan oleh anggota badan. Amalan yang bersifat lahir tidak akan diterima oleh Allah Swt., selama tidak disertai amalan batin yaitu niat yang ikhlas.
Hati merupakan hakikat manusia, sekaligus menjadi poros kebaikan ddan kerusakannya. Keselamatan di akhirat kelak juga hanya didapat oleh orang yang hatinya sehat, bersih dari segala penyakit hati.
Nilai diri manusia yang sejati tentu bukan pada fisik semata, tetapi terletak pada hati dan amal perbuatannya. Apakah hatinya terisi dengan iman atau tidak, perbuatannya baik atau tidak. Itulah yang menentukan nilai manusia di mata Allah Swt.
“Demi waktu, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-Ashr)
Jadi sesungguhnya, nilai manusia itu ada pada keimanan dan amal salehnya. Bila nilai keimanan dan amal salehnya rendah, maka rendahlah nilai manusia bagi Allah Swt. Apalagi tidak disertai keikhlasan dalam menjalani hidup yang dikaruniakan. Tentu hidupnya akan sia-sia.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^