Ceritanya tadi pagi saat menyapu halaman, ada seorang tetangga, menyapa dan bertanya, kenapa aku menyapu, kok tidak dikerjakan mbak-nya saja (asisten rumah tanggaku). Kujawab, tidak apa-apa sambil tersenyum.
Sebetulnya aku sering sekali menerima pertanyaan dengan nada yang sama dari beberapa tetangga atau orang-orang yang kukenal, yang kebetulan lewat di depan rumah, dan kami saling bertegur sapa. Mereka heran, kenapa aku masih juga mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga, padahal sudah jelas-jelas mempunyai asisten rumah tangga.
Biasanya kujawab dengan senyuman dan kata-kata yang bernada canda, atau kata-kata yang manis *eh, bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga sudah biasa bagiku, sekalian berolahraga. Sebetulnya pekerjaan rumah tangga toh juga merupakan kewajibanku. Si mbak asisten kan hanya membantu meringankan *tapi ini kujawab dalam hati saja.
Jadi ya, punya asisten rumah tangga itu tidak berarti semua pekerjaan rumah dia yang mengerjakan, bukan? Menurutku, lho.
Lagipula, aku sih fine-fine aja kok mengerjakannya. Kalau memang tidak bisa karena waktu yang mepet untuk persiapan kerja, ya semampunya saja yang bisa dilakukan.
Biasanya, setiap pagi, setelah mengerjakan ibadah salat subuh, aku mencuci piring dan teman-temannya, lantas memasak air. Sambil menunggu air mendidih, aku menyapu rumah. Kebetulan rumah tidak berukuran besar, jadi cepat selesai nyapunya, hehe. Setelah air mendidih, lantas membuatkan minuman hangat untuk suami. Terkadang kubuatkan teh, white coffee atau susu coklat. Jarang sekali membuatkan kopi, secara dia tidak begitu suka ngopi. Karena sisa air mendidih masih ada, aku buat memasak nasi. Hal ini kulakukan sekaligus untuk menghemat waktu dan daya listrik (biar irit, hehe). Memasak nasi dengan air mendidih akan membuat nasi cepat matang.
Setelah itu, baru deh menyapu halaman, yang kebetulan cukup luas (bukan bermaksud sombong, tapi realita. Pingin sih, punya halaman yang tidak luas, biar bersih-bersihnya nggak lama. Tapi, apalah dayaku? *nangis di pojokan).
Sebelum menyapu, aku masih sempat menyirami halaman dan tanaman. Apalagi kalau musim kemarau kayak gini. Kalau tanah tidak dibasahi, bakalan sesak napas deh kena debu. Asal tahu saja, kota tempat tinggalku itu terkenal dengan sebutan “
Nganjuk Kota Angin”, jadi bisa dibayangin, kalau anginnya sudah datang, alamak … membuat debu-debu semakin berterbangan dan menari dengan indahnya *apaan sih. Terkadang aku melakukan aktivitas yang satu ini saat malam hari, agar lebih menghemat waktu saat aktivitas esok hari. Lagi-lagi tentang irit. Dasar emak-emak :D
Sesudah aktivitas di luar rumah, lalu back to the home, dan menyiapkan sarapan pagi. Tentu saja yang praktis-praktis aja, menunya. Kalau yang ribet, nggak keburu waktu karena aku harus persiapan untuk berangkat bekerja. Aktivitas memasak yang membutuhkan waktu cukup lama, itu tugas si mbak.
Eh, aku cerita bukan berarti mau menyombongkan diri. Bukaann!
Semata aku ingin berbagi rasa, bahwa aku tuh enjoy saja melakukan pekerjaan rumah tangga, meskipun sudah ada mbak asisten. Sungguh. Kesibukan di pagi hari seringkali membuat aku bersemangat menyambut hari.
Jadi, kalau ada yang berkomentar, kenapa aku masih melakukan pekerjaan rumah tangga, lha terus si mbak disuruh apa, kan jadi keenakan dia, ya aku jawab saja, aku enjoy saja melakukannya, kok! Lagipula, masih banyak pekerjaan rumah tangga yang tidak sempat kukerjakan, misalnya mencuci baju, setrika dan menyiapkan makan siang (yang sekaligus menjadi menu makan malam) dan lain sebagainya.
Pekerjaan rumah tangga itu nggak ada habisnya, lho! Lha kalau semua yang mengerjakan si mbak dan aku tinggal duduk manis, kan kasihan juga.
Bisa dibilang, kami saling membutuhkan, ya. Aku butuh bantuan dia, sebaliknya, dia juga butuh pekerjaan. Jadi, klop deh.
Baca juga : Agar Asisten Rumah Tangga Betah
Kalau kita melakukan sesuatu dengan hati yang senang, tulus, ikhlas dan merasa enjoy, yakin deh, hidup akan terasa menyenangkan. Betul? :D
19 Comments
tenang aja saya juga santai aja tuh di tanyain kaya gitu.. senyumin aja
ReplyDeleteSiip ... Toss dulu kita ya :D
DeleteWah.. Enak ya jadi asistennya kak Nodiwa. Gak terlalu 'ngoyok' karena tuan rumahnya juga ikut ambil bagian.
ReplyDeleteBtw, ini pertama kalinya aku ngunjungi blog ini. Salam kenal ya kak:)
Salam kenal kembali mas David :)
Deletewww,davidaji,com
ReplyDeleteSiap bw hehe
DeleteSip aku juga terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, asisten itu sebatas membantu itu menurut aku pribadi, cepet beres kan enak hehe
ReplyDeleteKeren, mbak Maya :)
DeleteBener mba. Kerjaan rumah gak ada habisnya. Kalai smua dikerjakan ART, kasian ARTnya, yang ada malah gak betah ya mba..
ReplyDeleteItulah, mbak Ndy. Tapi kalo kita enjoy ngerjainnya juga nggak jadi beban kan hehe
DeleteSama mba. Aku juga ada si mbak ART, tapi aku masih mengerjakan pekerjaan rumah. Ya, yang sempat aku kerjakan menjadi tugas si mbak. Prinsipku sih pekerjaan si mbak untuk meringankan pekerjaan rumah tangga tanpa membebaninya. Aku dan si mbak saling membutuhkan. Alhamdulillah si mbak sudah hampir 8 tahun bekerja.
ReplyDeleteMaaf ada yang salah ..yang nggak sempat aku kerjakan menjadi tugas si mbak.
DeleteWah ... Alhamdulillah si mbak betah ya kerja di mbak Nur. Yang penting saling pengertian juga ya mbak antara kita dengan ART :)
DeleteIya, setujuuuuu. Kadang gak tega gitu liat orang seenaknya nyuruh2 pembantu. Mereka kan kerja, bukan minta makan gratisan.
ReplyDeleteSemoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang nggak berperikemanusiaan pada ART
DeleteBetul banget, kalau memang suka kerjakan sendiri lebih asyik ya.
ReplyDeleteItu yang kurasakan saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Enjoy dan asik aja hehe
ReplyDeleteItung2 olahraga y mbak. Daripada diem malah badan jd lemes....
ReplyDeleteBetul mas Adi. Biar nggak males gerak hehe
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^