![]() |
sumber foto : google |
Hari
ini, alhamdulillah, sudah memasuki minggu terakhir Ramadhan pada tahun ini.
Puasa teman-teman lancar kan? Kalaupun ada halangan, semoga bukan perintang
untuk menjalani ibadah puasa kita, ya. Aamiin.
Bersyukur
banget deh, kita bisa menikmati ibadah di bulan suci ini. Pengertian nikmat di
sini relatiflah ya. Kan kita memaknainya juga beda-beda. Mungkin ada yang
merasa nikmat karena bisa bertadarus Alquran dengan lancar dan sudah mau
khatam, ada yang bahagia bisa selalu berjamaah untuk sholat 5 waktu juga
tarawih, ada yang bisa berbagi takjil untuk berbuka puasa bagi tetangga sekitar
rumah, atau ada yang sudah menyelesaikan orderan kue kering untuk lebaran nanti
*eh, ini termasuk ibadah bukan ya? Hehe.
Intinya
adalah kita tak lupa untuk selalu bersyukur. Teman-teman ingat nggak, kapan
terakhir kali bersyukur. Jangan-jangan sudah lupa nih *eh, nggak boleh suudzon
ya?
Kalaupun
lupa, semoga segera ingat untuk selalu berdoa dan memanjatkan syukur atas
segala nikmatNya, ya. Bukan karena mumpung lagi puasa saja terus di hari-hari
yang lain, lupa atau menyengaja untuk tidak bersyukur. Jangan, ya. Kan kita sudah
banyak diberi nikmat oleh Allah. Diberi kesehatan, bisa mencari rejeki yang
halal, bisa beribadah dengan baik, bisa bersedekah dan lain sebagainya.
Tapi
ya, memang ada sih, yang sedang lupa untuk bersyukur karena begitu sibuk dan
mengabaikan banyak hal di dalam dirinya.
Mungkin
sebagian diantara kita ada yang selalu melihat kehidupan orang lain begitu
menyenangkan, begitu mudah, begitu beruntung, dan jauh dari masalah.
Semua
yang terlihat membuat kita merasa bahwa orang lain selalu ‘lebih’ dibanding
diri sendiri. Lantas mulai sibuk dengan menghitung semua yang dimiliki orang
lain, yang kita tidak punya. Kesibukan yang hanya melihat dan menilai sesuatu
yang dimiliki oleh orang lain, seolah tidak ada hal lain yang bisa dilakukan
dan membuat lalai untuk bersyukur atas segala nikmatNya.
Tidak
salah sih ya, jika melihat dan menyaksikan kelebihan dan keberuntungan orang
lain. Apalagi bila hal tersebut membuat diri lebih bersemangat dan terpacu
untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi setelah menyaksikan semua itu.
Namun
pada kenyataannya, hal tersebut malah membuat kita membandingkan apa yang
dimiliki orang lain dengan kekurangan yang kita miliki. Misalnya, merasa tidak
sepintar orang lain, tidak secantik atau setampan orang lain, tidak sekaya dan
sehebat orang lain dan berbagai keluhan lainnya.
Lantas,
sampai kapan kita akan menghabiskan waktu, dengan terpaku dan membayangkan diri
seperti orang lain, yang kita anggap ‘lebih’ hidupnya dibanding kita? Apalagi
hingga timbul rasa benci dan kecewa karena diri tidak bisa menyamai. Akhirnya
berbagai keluhan tentang hidup yang dijalani muncul, lantas menyalahkan
keadaan, menyalahkan diri sendiri karena menganggap tidak cukup baik dibanding
orang lain, bahkan menyalahkan Allah SWT. Na’udzubillah!
Bukankah
Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk? Tidak bisakah
kita menghargai dan menghormati diri sendiri, dan menyadari bahwa kita bisa
menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu menjadi yang terbaik? Kenapa kita
tidak fokus saja memperbaiki diri daripada harus selalu melihat hidup orang lain
yang kita anggap ‘lebih’ dibanding hidup kita?
Sekecil
apapun nikmat yang diberikanNya, hendaknya kita syukuri. Hidup terlalu sayang
untuk dilewatkan bila kita menjalaninya dengan melakukan hal-hal yang tidak
berguna, termasuk terlalu sibuk melihat kehidupan orang lain.
Teruslah
fokus dan sibuk melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki diri. Lakukan saja
yang terbaik dalam hidup ini. Kualitaskan diri agar kita pantas dan layak untuk
bahagia dengan segala karuniaNya.
Semoga
yang sedikit ini bermanfaat.
Nova DW
Nganjuk, 18 Juni 2017
#PengingatDiri
#Inspirasi
10 Comments
Istilahnya rumput tetangga lebih baik ya mbak. Tapi mereka kadang hanya melihat dari sisi luarnya.
ReplyDeleteBetul, mas Ian. Terkadang kita memang belum bisa menerima dengan ikhlas diri sendiri :(
DeleteTeruslah fokus dan sibuk melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki diri. Lakukan saja yang terbaik dalam hidup ini. Kualitaskan diri agar kita pantas dan layak untuk bahagia dengan segala karuniaNya.
ReplyDeleteBenar sekali, lakukan saja yang terbaik...terbaik terbaik..
Yang penting tetap berusaha ya mbak :)
DeleteNah itu yang kadang syusyah... gak ngeliat kelebihan orang lain tanpa iri hahaha..
ReplyDeleteAku juga kadang masih iri pada orang lain, mbak Khusnul *hiks. Susahnya bisa ikhlas yah :(
DeleteOrang Jawa bilang, sawang sinawang.
ReplyDeleteBetul, mbak Nur. Kadang apa yang terlihat tidak seperti yang kita pikirkan
DeleteSelf reminder nih. Saya kadang suka lupa dengan nikmat yang saya dapet. Apalagi menjelang Lebaran gini. Suka tiba-tiba sedih kalo sesuatu gak tercapai. Padahal kalo diitung,nikmat yang saya dapet itu banyaaaaak banget. :(
ReplyDeleteMoga kita segera tersadar untuk selalu bersyukur atas segala nikmatNya, ya mbak Nia. Aamin :)
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^