Kembali Meluruskan Niat

Sudah beberapa hari saya tidak menulis. Entahlah apa yang sedang terjadi pada diri saya. Rasanya menulis hanya ada diangan. Memang ada niat, tapi tidak segera mengambil langkah untuk menuang kata. Justru menuruti keinginan untuk melakukan hal lain. Batal deh, menulis. Padahal ada waktu dan ksempatan untuk itu. Akhirnya hanya rasa sesal  yang tertinggal. Kembali satu hari terlewat dengan tidak menulis.

.

Padahal saya sudah bertekad ingin berbagi dengan orang lain, dan berharap bisa menginspirasi meski hanya lewat untaian kata. Seperti ‘jargon’ di blog ini. Namun kenyataannya, tidak selalu bisa seperti itu. Terkadang memang keadaan yang tidak memungkinkan. Kadang saya merasa terlampau lelah hingga tidak menulis (alasan saja ini, mah!). Padahal otak dan hati saya sebenarnya gelisah lho karena tidak menulis.

.

Sebenarnya ide untuk menulis bisa datang darimana saja. Salah satunya melalui obrolan dengan teman. Misalnya nih, obrolan lewat ‘jalur pribadi’ di whatsapp. Ada yang minta pendapat tentang tulisannya. Dia khawatir tulisan yang sudah teranjur dipublikasikan bisa menyinggung perasaan orang lain. Lantas saya sarankan bahwa menulis itu bebas. Kita bisa menulis tentang apa saja, asal tidak  mengandung SARA, unsur pornografi, dan hal-hal yang tidak pantas untuk dikonsumsi publik. Bila ada yang baper dengan tulisan kita, bisa jadi dia memang melakukan atau mengalami seperti yang kita tulis (eh, benar nggak ya kalimat ini?).

.

Ada juga seorang teman yang minta pendapat tentang tampilan blognya. Duh, padahal saya ini bukan (belum, sih, hehe) seorang blogger yang sudah expert lho. Tampilan blog saya juga biasa-biasa saja. Cenderung simple malah. Kalaupun saya menyampaikan beberapa hal tentang blog, itu semata berdasar pengalaman pribadi saja. Bila ada yang bisa diambil manfaat dari hasil sharing tersebut, tentu saya akan mengucap syukur.

.

Tak sedikit juga teman yang mengungkapkan, bahwa dia terinspirasi untuk menulis setelah membaca tulisan-tulisan saya. Alhamdulillah, bukan? Sayapun bersyukur, meski hanya lewat tulisan, bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama.

.

Melalui obrolan-obrolan atau chatting tersebut saya kembali berpikir, bahwa teman-teman tersebut meminta saran dan pendapat tentunya setelah membaca tulisan-tulisan saya. Tidak mungkin mereka bertanya bila tidak mengetahui setiap postingan yang telah saya publikasikan.

.

Kembali diri ini merenung. Menyadari bahwa dengan menulis, saya bisa berbagi, meskipun hanya berdasar pengalaman pribadi dan hal yang remeh temeh. Ada hal yang membuat kembali bertanya pada diri sendiri tentang tujuan menulis selama ini. Kalau ingin berbagi dan menginspirasi dengan menulis, kenapa saya malas melakukannya? Saya harus kembali meluruskan niat. Tidak hanya tertanam dalam benak saja, namun harus ada aksi nyata. Tidak lain dan tidak bukan. Saya harus menulis! Meskipun mungkin hanya menulis sebaris kalimat.

.

Semoga saya lebih kuat lagi menanamkan tekad untuk bisa berbagi dengan orang lain, melalui tulisan. Hidup saya harus lebih berarti, dan tidak boleh ada penyesalan karena telah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Dan saya berharap, melalui curhatan saya kali ini, ada yang bisa diambil manfaatnya.

.

Semoga.

Nova DW

Nganjuk, 14 April 2017

#MyStory

#Curhatan