Sebuah
chat mampir dari japri saya. Dari
seorang teman. Dia menyampaikan bahwa akan berhenti menulis. Aduh, ada apa ini,
benak saya bertanya-tanya. Teman tersebut melanjutkan bahwa menulis tak semudah
yang dibayangkan. Ada saja kendala. Misalnya, gadget-nya bermasalah, sering ,error,
atau harus mengurus keluarga, atau sulitnya mendapat ide untuk menulis.
Intinya bahwa keinginannya untuk menulis seolah tidak semulus harapannya. Dia
khawatir bila memaksakan diri, maka semua hanya mimpi belaka. Dia takut kecewa.
.
Seringkali
kita berpikiran bahwa sesuatu itu akan sulit kita jalani. Atau memikirkan
sesuatu yang belum tentu terjadi. Bahkan terkadang segala hal dimasukkan ke
hati. Misalnya, ada teman yang tiba-tiba mendiamkan, tak lagi mau bertegur
sapa, lantas berpikiran bahwa si teman sedang marah pada kita. Padahal belum
tentu. Barangkali si teman memang sedang ada masalah dan ingin berdiam diri.
.
Terkadang
kita memang terlalu memikirkan hal-hal yang berada di luar jangkauan kita.
Misalnya, hanya karena ada omongan orang, padahal itu hanya satu kalimat saja,
bisa benar-benar menguras emosi : kita jadi sedih, murung, marah, sebal dan
jengkel. Lantas berpikiran yang tidak-tidak. Segala sesuatu yang diomongkan
orang lain dimasukkan ke hati. Apa itu menguntungkan bagi kita? Bukannya malah
membuat capek?
.
Bagi
seorang ibu, memang wajar bila mengkhawatirkan anaknya. Namun terkadang
kekhawatirannya terlalu berlebihan. Misalnya ketika mendapati lutut si anak berdarah
sepulang bermain. Spontan si ibu panik. Sembari pontang-panting mencari obat
merah yang sulit ditemukan karena gugup, mulutnya tak henti berkata, “ Ya
ampun, kenapa bisa luka begini? Ini obat merah kok ya susah dicari ya? Kamu
tadi pasti main sama si A yang nakal itu, ya? Ini kok berdarah? Duh, kalau
infeksi bagaimana? Harus segera dibawa ke rumah sakit, nih… “
.
Ketika
ada pada kondisi seperti itu, kita justru membiarkan pikiran menjadi tidak
baik. Membiarkan otak berpikir negatif. Berpikir macam-macam. Membiarkan
kekhawatiran terus meraja. Kita jadi gelisah, uring-uringan tidak jelas,
bawaannya ingin marah saja. Semua orang menjadi sasaran kemarahan. Akibatnya,
kita menjadi capek sendiri. Lupa bahwa semua tidak seperti yang kita pikirkan.
.
Baca juga : Kamu adalah Apa yang Kamu Pikirkan
.
Seringkali
kita lupa bahwa semua masalah itu ada untuk segera dihadapi dan segera dicari
solusinya. Bukan membiarkan diri dalam kondisi menyalahkan keadaan. Padahal ada
hal yang harus dan lebih baik kita lakukan. Daripada melihat masa lalu sebagai
masa yang buruk, lebih baik bersiap diri untuk menghilangkan kekhawatiran
dengan berkomunikasi pada diri sendiri, bahwa swmua akan baik-baik saja.
.
Kita
harus bisa menanamkan pikiran pada diri sendiri bahwa permasalahan dalam hidup harus
dihadapi. Badai apapun pasti akan berlalu. Kita harus bisa mengatakan pada diri
bahwa :
-
aku
tidak apa-apa, aku pasti lebih baik dari hari ini
-
semua
akan baik-baik saja
-
Allah
akan menolongku dalam setiap kesempitan. Laa haula wa laa quwwata illa billah
(tiada daya dan upaya melainkan pertolongan Allah).
.
Semoga
yang sedikit ini memberi manfaat.
Nova
DW
Kota
Bayu, 15 Maret 2017
#PengingatDiri
#Inspirasi
8 Comments
Inspirasi Skali mbak...Sarapan bagus pagi hari ni...Alhamdullah sdikit bisa bangkit lagi Dr gx Istiqomah saya nulis..hehehe
ReplyDeleteTerimakasih. Alhamdulillah bila bisa menginspirasi.
DeleteSemangat-semangat ya, mas Hanif 😊
Mba nova ...like this aah:)
ReplyDeleteMatur nuwun, mbak Mab 😊
DeleteSuper sekali....
ReplyDeleteKita memang dilarang terlalu memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Hidup adalah hari ini. Kemarin adalah masa lalu buat instropkesi. Dan besok serta masa depan adalah misteri. Tidak perlu terlalu takut dengannya. Sebab ketakutan itu juga belum tentu terjadi.
Kalaupun kekhawariran kita benar, toh, semua ada solusinya. Tidak perlu lari darinya....
Mas Ibnu jauh lebih super 😊
DeleteYang penting tetap berusaha melakukan yang terbaik ya, mas 😊
Wah, tapi kadang2 ada tipe orang yang mikiiiiir banget apa2 yang dibilang orang lain hehehe. Kaya saya. Alibinya, dalam rangka introspeksi diri biar besok2 ngga ngelakuin lagi, tapi sebenernya gara2 baper sih hahaha.
ReplyDeleteInsyaallah sih dengan menggantungkan semuanya ke Allah, semua masalah akan akan solusinya ya, Mbak. Bacaan bagus nih malem2 :))
Salam kenal.
Saya juga kadang-kadang masih baper sama omongan orang hehe.
DeleteAlhamdulillah bila tulisan ini bermanfaat. Salam kenal kembali ^^
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^