Ada
sebuah kisah tentang seorang pekerja (tukang bangunan) yang akan mengajukan pensiun
dini karena ingin lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga. Sang bos yang
seorang pemborong menyetujui permintaan tersebut, dengan pertimbangan si
pekerja sudah cukup lama ikut dengannya dan reputasi kerja cukup baik.
.
Namun
sang bos mengajukan persyaratan bahwa sebelum si tukang pensiun, dia harus membangun
satu rumah terlebih dahulu. Si tukang bangunan menyanggupi permintaan tersebut.
.
Karena
merasa bahwa permintaan tersebut adalah target kejar tayang, maka dia merasa harus
segera menyelesaikan rumah tersebut. Akibatnya, dia mengerjakan dengan
asal-asalan yang penting segera jadi.
.
Akhirnya
rumah itu sebagai bangunan terkahir yang dikerjakan selama menjadi tukang
bangunan jadi juga. Diserahkannya kunci rumah pada sang bos yaitu si pemborong
tadi. Apa yang terjadi?
.
Sang
bos ternyata mengembalikan kunci rumah dan mengatakan bahwa rumah itu diberikan
pada si tukang bangunan, sebagai hadiah dan penghargaan karena telah bekerja
cukup lama padanya. Betapa terkejutnya si tukang bangunan. Juga rasa sesal
menghinggap karena rumah yang akhirnya hendak ditempati dikerjakan dengan asal-asalan.
.
Dari
cerita tersebut ada sebuah hikmah . Ibadah yang kita kerjakan selama ini, ‘ibarat’ rumah yang sedang kita bangun untuk kita
nikmati nanti setelah ‘pensiun’ dari kehidupan di dunia. Bisa dibayangkan, bila
kita membangun rumah itu dengan asal-asalan, maka pastilah hanya penyesalan yang
ada pada diri. Segala sesuatu yang tidak serius dikerjakan dan asal-asalan,
maka hasilnya pasti tidak bagus. Tidak sesuai harapan.
.
Hidup
ini hanya sekali. Sudah itu mati. Akankah kita mengisinya dengan hal-hal tak
berarti? Akankah siap dengan penyesalan diri? Siapkah sakit hati ketika semua
sudah terlanjur terjadi? Ingatlah bahwa saat panggilan nanti tidak akan
menunggu pagi.
.
Jadi,
marilah kita bangun rumah untuk pensiun kita di dunia ini dengan
sebaik-baiknya. Dengan beribadah yang sungguh-sungguh. Yakinlah bahwa rumah
yang sesungguhnya telah menanti kita di surga.
.
Semoga
yang sedikit ini memberi manfaat.
*tulisan ini terinspirasi dari cerita
seorang teman
Nova
DW
Kota
Bayu, 4 Maret 2017
#SelfReminder
#Inspirasi
5 Comments
Benar sekali mba Nov...
ReplyDeleteSemoga kita bisa mempersiapkan 'rumah' itu sebaik-sebaiknya dan sungguh-sungguh ya, Mbak Dewi :)
DeletePengingat yg baik..thanks mb
ReplyDeletePengingat yg baik..thanks mb
ReplyDeleteSama-sama, mbak Wid :)
ReplyDeletePengingat diriku terutama
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^