Let Your Women Speak A Lot!









Eh … judulnya bikin baper nggak sih? Maaf sebelumnya ya. Mau bikin judul dalam bahasa Indonesia ntar banyak yang protes, hehe. Mau bikin judul yang ada kata ‘grumble’ nya, nanti dikira aku sok tahu bahasa Inggris. Mau bikin yang ada tulisannya ‘panjang lebar’, nanti dikira aku lagi mengukur luas bangunan (berasa mau renovasi rumah). Ya udah, aku pilih judul yang sok nge-Inggris itu aja deh. Lebih aman (menurutku). Semoga tidak ada yang protes. Meskipun diprotes, aku juga tetap maksa nulis, kok. Hehe.
.



Postingan ini terinspirasi dari chat di grup semalam. Karena tidak mengikuti dari awal (aku sudah tepar duluan), dan pas membuka chat, kok yang muncul tema ‘ngomel’. Rasanya kok tergelitik pingin bikin tulisan tentang itu. Selain itu, karena aktivitas ‘ngomel’ memang identik dengan perempuan. Dan aku perempuan yang tidak terlepas dari ‘ngomel’ (pengakuan nih! Hihi). Berikut beberapa chat yang muncul di grup kami. Tentu sudah melewati proses penyuntingan ya (aku yang nyensor hehe).
.


Ini argument para cewek :

“Cewek itu katanya musti ngeluarin 2 ribu kata per hari.”

“2 ribu? Banyak amat.”

“Iya, pernah baca artikel seperti itu. Kalau cowok cuma perlu mengeluarkan ratusan kata per hari.”

“20 ribu per kata kalau tidak salah, dan lebih joss bila diucapkan, bukan dituliskan. Ngomel itu bikin lega (alesan ya? Hehe).”

“Kalau nanti mas A dan mas B menikah, maklumin aja ya kalau istrinya ngomel-ngomel. Itu dalam rangka memenuhi syarat mengeluarkan 2 ribu kata per hari (pembelaan banget, ya? LOL).”

Trus, yang cowok menanggapi begini :

“Kalau dia ngomel, saya siapin rekaman, Mbak. Siapa tahu dapat diksi baru (dasar otak penulis!).”

Gengs cewek menjawab :

Good idea! Sekalian aja dibikinin puisi. Bacain ke istri. Nanti pasti dia tersenyum dan ‘meleleh’ (lilin, kali!).”

Ada juga yang bilang begini :

“Eh, tapi saya punya pengalaman dengan dua orang terdekat, keduanya pendiam, jarang mengeluh, jarang mengomel, sementara beban hidup berat. Masya Allah, mereka akhirnya sakit dan meninggal.”
.


Mengomel atau bicara panjang lebar dan sejenisnya memang identik dengan perempuan. Kaum hawa seringkali mengeluarkan jurus ini untuk mengeluarkan unge-uneg yang terpendam dan menyesakkan dada. Seringkali mereka tidak tahu harus melakukan apa, lantas mengambil langkah dengan mengomel untuk melegakan hati. Kadang mengomel karena memang ada permasalahan dalam keluarga, dengan anak, suami, saudara, juga dengan orangtua atau mertua. Namun tak jarang yang diomelkan tidak jelas. Bahkan ketika melihat konflik di sinetron yang sedang ditonton, bisa jadi bahan omelan juga. Waduh!
.


Kompleksnya permasalahan yang dihadapi perempuan seringkali membuat tak nyaman. Rasa terpendam membutuhkan tempat pelampiasan. Mengeluarkan uneg-uneg dengan mengomel bagi perempuan, adalah salah satu solusi agar beban pikiran menjadi lebih ringan. Dan perempuan butuh teman untuk bisa dan mau menampung keluh kesahnya. Dalam hal ini pria memang harus siap mendengarkan.
.


Namun ada hal yang harus disadari para perempuan bahwa ngomel tidak boleh sembarang ngomel. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata tidak pantas. Apalagi didengar buah hati yang masih belum memahami kata-kata yang hanya untuk konsumsi orang dewasa. Berhati-hatilah dengan ucapanmu, sebab ucapan bisa jadi doa untuk kita. Mengomel bisa jadi sah-sah saja, asal tidak sembarang ngomel ya, girls!
.


Perempuan butuh mengekspresikan perasaannya. Biarkan dia mengungkapkan isi hati. Memendam rasa terlalu dalam tanpa ada pelampiasan hanya akan membuat hatinya sakit, bahkan akan menimbulkan penyakit yang bisa berakibat fatal. Jadi, let your women speak a lot! Biarkan dia bicara, dengarkan tapi ingatkan segera bila perempuan mulai kelewat batas.
.


Eh, tapi ada saran nih buat para suami. Ketika ada tanda-tanda istri akan mengeluarkan jurus mengomel, langsung saja datangi dia. Dekap erat, elus lembut kepalanya, kecup mesra dahinya, dan bisikkan kata-kata mesra. Pasti deh ‘meleleh’ tuh istri (#kode keras buat para suami sedunia!).
.


Semoga yang sedikit ini memberi manfaat.




Nova DW
Kota Bayu, 12 Maret 2017




#NgomelItuPerlu
#PengingatDiri
#CoretanPagiHari
#Inspirasi







Post a Comment

11 Comments

  1. Mba novaa...keduluan nulis nih, tadinya sy mau bahas ini juga hehe...nice post, :). Keren ya, dari chatting jadi inspirasi menulis :)

    ReplyDelete
  2. Bikin postingan aja dengan tema ini. Nggak ada yang nglarang kok hehe. Kan tulisan kita pasti beda 'rasanya'.
    Ayo, mbak. Nulis aja. Anggap ae tabtangan odop wkwk

    ReplyDelete
  3. Kalau di keluarga ngomelnya seorang ibu itu tanda sayang. Kalau nggak ngomel, malah dikira lagi sakit heheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul betul betul. Rasanya ada yang kurang kalau sehari tidak dengar omelan seorang ibu.

      #pembelaan banget ya? ^^

      Delete
  4. Ahaha... Sy jg jd senyum2 sendiri pas baca chat grup, wkt seorg lajang bilang “Kalau dia ngomel, saya siapin rekaman, Mbak. Siapa tahu dapat diksi baru" keren ya solusi penulis mah 😀

    ReplyDelete
  5. 20 ribu kata? pantesan suami saya udah males kalo saya mulai ngoceh, dia mah cuma sekata, saya jawabnya ribuan kata wkwkwk..

    ReplyDelete
  6. iya banget ya, wanita yang pendiam sekalipun di antara teman-temannya, tapi kalau sudah berada di rumah, pasti akan banyak ngoceh terutama kalau suaminya termasuk pendengar setia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hati-hati dengan perempuan pendiam #eh

      Wkwkwk

      Delete
  7. Hahahhahh setujuuu dgn postingan ini
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^