Suatu ketika,
kita pernah berjalan di sebuah kegelapan. Tiba-tiba dari kejauhan tampak
sebuah titik kuning yang bersinar. Terbersit ingin segera mengambilnya. Mengira
bahwa sesuatu itu berharga. Mungkin emas, pikir kita. Tapi, tunggu dulu! Jangan
buru-buru mengambilnya! Belum tentu sangkaan kita itu benar. Mungkin saja benda
yang bersinar itu kunang-kunang. Namun bisa jadi ular.
.
Banyak orang ingin tampil wah dan glamor. Takut dan
khawatir kekurangan fisik pada tubuh ketahuan oleh orang lain. Merasa hidung kurang
mancung, kulit kurang putih, malu bila tidak mengenakan aksesori yang bermerek.
Berbagai cara dilakukan agar penampilan berubah seperti yang diinginkan. Tidak
menyadari bahwa bagusnya fisik dan penampilan tidak akan berarti bila hatinya
tidak baik.
.
Cobalah amati perempuan-prempuan-perempuan yang
memang dikaruniai oleh Allah kecantikan secara fisik. Banyak diantara mereka
tidak mau membungkus tubuhnya dengan berbagai kosmetika kecantikan. Lihat orang-orang
yang memang baik secara lahir dan batin. Mereka tidak perlu berkoar-koar bahwa
dirinya baik.
.
Jangan salah sangka. Ingatlah pepatah, air beriak
tanda tak dalam. Air tenang bisa menghanyutkan. Penampilan yang mewah belum
tentu menunjukkan kualitas seseorang. Semua yang berkualitas tidak banyak
membutuhkan aksesori dan polesan.
.
Orang bijak dan mempunyai kematangan berpikir tak
akan sibuk hanya membangun citra diri. Mereka menyadari bahwa citra sejati
hanya bisa dibangun dengan kerja nyata, amal perbuatan yang baik serta
ketulusan. Orang yang siang malam hanya sibuk membangun citra dirinya sendiri,
tanpa disertai niat dan amal yang baik, termasuk orang yang gila citra. Hanya
pencitraan saja yang ada dalam benaknya. Lama kelamaan dia bisa lupa segalanya.
Lupa keluarga, lupa kewajiban-kewajiban sebagai umat dan anggota masyarakat.
Bahkan bisa lupa kepada Allah. Na’udzuillah.
.
Orang yang hanya bekerja menebar citra, sebenarnya
dia tidak bekerja. Perbuatan yang sia-sia. Orang-orang yang berpendirian teguh
dan berorientasi pada kualitas kerja yang bermanfaat, terlepas orang lain suka
atau tidak, maka sosok seperti inilah yang bisa dibanggakan untuk menjadi
sandaran. Ketika ditimpa musibah, dia tak mudah tumbang. Tetap kokoh berdiri menghadapi badai
menghadang. Tulus ikhlas memberi kontribusi terbaik dari dirinya untuk
kemaslahatan umat. Sosok seperti ini tak risau dengan pencitraan. Namanya akan
tetap harum meski tiada lagi di dunia.
.
“Dan orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal
di dalamnya.” (QS. Al Baqarah
: 82)
Nova DW
Kota Bayu, 11 Maret 2017
#PengingatDiri
#Muhasabah
#Inspirasi
8 Comments
Nice post
ReplyDeleteTerimakasih mbak Wid :)
DeleteSetuju sekali....
ReplyDeleteBerbuat itu memang harus ikhlas. Bukan karena citraa: agar dikatakan shalih, baik, dan sebagainya. Karena itu justru menunjukkan ke-tidak-ikhlas-an di mata Allah...
Yang penting lillahi ta'ala ya, mas Ibnu 😊
DeleteAgree... Mb Nov 👍
ReplyDeleteAlhamdulillah 😊
Deletemakasih pengingatnya mbak
ReplyDeleteSama-sama, Mbak. Pengingat diriku juga :)
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^