Ketika
menyempatkan untuk membaca update status di akun media sosial, saya mendapati
sebuah postingan yang sangat menarik dari salah seorang teman. Dia menulis
tentang awal dia menyukai dunia literasi, perjalanannya menulis hingga alasan
bertahan untuk terus menulis hingga saat ini. Bukan postingan yang panjang
lebar, namun sangat menginspirasi buat saya.
.
Dalam
postingan tersebut teman saya menceritakan bahwa dia menggemari aktivitas
menulis sejak duduk di bangku SMP. Sering dibagikannya tulisan-tulisan dalam
bentuk cerpen kepada teman-temannya. Beragam reaksi ditunjukkan, ada yang suka,
tertawa cekikian namun ada juga yang mencibir sinis. Namun tak menjadikannya
patah semangat untuk tetap menulis.
.
Ada
yang menggelitik hati ketika dia menanyakan pada dirinya sendiri alasan untuk
tetap menulis. Apakah sekadar obsesi atau refreshing? Dikatakannya bahwa bila
hanya mengandalkan dua hal tersebut, maka dia tidak akan mengalami percepatan
dalam menulis. Tulisan akan begitu-begitu saja. Dan ini sudah dibuktikannya.
Diapun bercerita bahwa andai menulis tanpa arah tujuan, maka tulisan ibarat kapal terombang ambing di
lautan, takkan sampai ke target yang diinginkan. Akhirnya melambat, lalu
ditimpa badai sedikit, bakal karam.
.
Dia
juga menyampaikan bahwa menulis adalah satu aktivitas yang baik buruknya
tergantung pilihan kita. Terbesit tanya untuk diri, apa sebenarnya tujuan menulis.
Apakah untuk mendatangkan keuntungan berupa berkah dan ridho-Nya, ataukah
menulis yang memicu kerusakan di muka bumi dan menimbulkan kemurkaan-Nya? Atau
apakah ingin menulis sekedar penyaluran hobi belaka yang tidak bermanfaat bagi
kebaikan di masa depan?
.
Pertanyaan-petanyaan
yang membuat saya mengevaluasi diri. Apakah dalam benak saya juga terbersit
ha-hal tersebut? Kenapa saya menulis? Apa tujuan saya menulis selama ini?
Apakah sama dengan yang disampaikan teman saya tersebut?
.
Sayapun
merenungi diri. Selama ini saya menulis memang untuk diri sendiri. Meski ada
yang mencibir, saya tak peduli. Tulisan merupakan bagian dari ekspresi diri
sekaligus menuangkan hasil olah pikir dan rasa. Selain itu beberapa tulisan
memang sebagai pengingat diri yang penuh dosa ini. Tanpa memungkiri, berharap
bahwa ada tulisan saya yang bermakna bagi orang lain, pun menginspirasi.
.
Meskipun
bagi orang lain tulisan-tulisan hanya dipandang sebelah mata, saya berusaha
tegar. Saya yakin Allah masih bisa menerima asal tulisan-tulisan itu memang
tidak untuk hal-hal yang buruk. Saya hanya berharap aktivitas menulis ini bisa
membawa kebaikan bagi banyak orang, semoga bisa mengalirkan pahala bagi saya
pribadi dan orang-orang yang membacanya, juga bisa menjadi cahaya yang
menyinari hingga ke hari akhir.
.
Semoga
yang sedikit ini bisa memberi manfaat.
≠SelfRemider
≠Inspirasi
7 Comments
ya mbak, sampai sekarang profesi yang berhadapan dengan tulisan, masih dianggap remeh. biarin ajalah mereka memandang remeh, selama itu berkah untuk kita, mbak
ReplyDeleteTetap menulis untuk menebar kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain. Setuju? 😊
Deletesetuju banget mbak :)
DeleteYa Allah, antika blm kepikiran untuk apa menulis. Selama ini hanya karena ingin menyampaikan apa yang dipikirkan otak hehehe
ReplyDeleteLha itu udah tau. Menyampaikan apa yang ada di pikiran :)
DeleteYang penting nulis bukan untuk hal yang tidak baik. Setuju?
Tetap semangat nulis ya mbak Antika :)
Eh ini jg sebagai pengingat diriku agar semangat nulis lho :)
tulisan itu dokumentasi sekaligus self reminder :)
ReplyDeletegitu menurutku
Betul, Mbak Ninda. Jadi, tetap menulis agar diri selalu ingat dan memperbaiki setiap kesalahan :)
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^