Siang
yang cerah telah terganti dengan bertandangnya malam. Panas mentari telah
tergantikan dinginnya kelam. Apakah silih bergantinya siang dan malam, juga
bergantinya ibadah kita padaNya? Na’udzubillah.
.
Nikmat
dan manisnya ibadah padaNya bisa tergantikan bersama nikmatnya maksiat. Ketika
diri terlena dengan maksiat, dan dilakukan silih berganti dengan ibadah,
pastilah manis ibadah yang akan menjadi korban karena tarikan maksiat yang
lebih kuat.
.
Indahnya
kalam Ilahi tak kan terasa apabila jiwa senantiasa dipenuhi kata-kata cinta
hanya untuk sesama makhlukNya, apalagi belum ada kehalalan diantara keduanya.
Malam terasa begitu berat untuk berqiyamul
lail karena terlena akan nikmatnya
tidur. Hati yang tercemar sedikit demi sedikit dengan maksiat, maka rasa nikmat
akan ibadahpun bisa menghilang. Bahkan, lama-kelamaan, ibadah bisa
ditinggalkan.
.
Kemaksiatan
akan tetap meninggalkan bekas di hati. Sekalipun telah berhenti melakukannya,
namun bekasnya masih terasa sedemikian dahsyat. Kesan dan bekas inilah yang
menyebabkan hati meronta untuk kembali melakukannya. Hal inilah yang
menghalangi merasakan nikmat untuk kembali beribadah padaNya. Bagaikan paku
yang tertancap pada tiang bisa dicabut, namun lubang dan karatnya tetap masih
berbekas.
.
Untuk
itulah, kembalikanlah rasa nikmat beribadah secepat mungkin, sebelum nikmat
bermaksiat menghalangi kita untuk beribadah, bahkan membuat kita berpaling
dariNya. Sadarlah bahwa saat kita berpaling, kita akan menjadi hamba yang
serugi-ruginya. Allah tak akan pernah rugi. Dapatkah membayangkan, bahwa Dia
akan membiarkan kita tersesat dan tak bisa kembali ke jalanNya?
.
Tetaplah
jujur dalam menilai diri. Mengakui segala kemaksiatan yang pernah dilakukan itu
lebih baik, namun harus tetap mengingatkan hati untuk menjauhinya,
meninggalkannya dengan sungguh-sungguh dan berusaha mengembalikan kemanisan
dalam beribadah. Berdoalah agar Allah menolong untuk terus taat padaNya.
.
Apabila
kumandang takbir tak mampu mengetuk pintu hati, kalam Ilahi tak mampu melembutkannya,
hidup tak terasa bersamaNya, pasti ada terselip dosa yang kita perbuat, baik
yang terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
.
Marilah
kita segera meninggalkan maksiat, kita perbaiki ibadah-ibadah kita dan bersabar
dalam mengerjakannya. Bertaubat dengan sebenar-benar taubat dan mencari jalamn
kembali padaNya. .
.
Allah
berfirman dalam salah satu ayatNya :
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang
berbuat baik” (QS.
Al Ankabuut : 69).
#SelfReminder
#Inspirasi
6 Comments
Tulisan-tulisan mbak Nova selalu mengspinrasi pembacanya. Berasa membaca tulisan Ibu-ibu Ustadzah.
ReplyDeleteTeruslah tebar manfaat melalui karya-karya mbak.
Iya, setuju...
DeleteHanya berbagi tulisan terutama sebagai pengingat diriku. Saya bukan ustadzah kok :)
DeleteTerimakasih mbak Wid :)
DeleteNasihatnya maknyus
ReplyDeleteTerimakasih mbak Antika :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^