Pagi
itu aku berangkat kerja dengan hati penuh tanya. Tentu saja tentang Mas Pandu.
Aku memang berhasil membangunkannya, namun sebuah nama dari igauannya mengusik tanya di benak.
“Heh!
Pagi-pagi sudah melamun saja!’” seru Ratna mengagetkanku sambil menepuk pundak
sebelah kanan.
Akupun
tersentak kaget dan lamunan terhenti.
“Ah
… eh … umm …” gumamku tak jelas.
“Nah,
kan. Mau bilang apa, kamu, Rum? Ah, eh, uh, bicara tidak jelas. Makanya, jangan
melamun! Hayo, ada apa sih?” tanyanya penasaran.
Ih
… kepo amat dia! Mau tahu saja urusan orang, gerutuku dalam hati.
“Idih
… ditanya malah diam saja. Ayo, cerita dong!”
Tuh,
kan. Ratna udah mulai pasang aksi mendengar cerita dengan duduk manis di depanku.
Padahal tidak disuruh!
“Ah
… kamu! Pengen tahu aja sih! Nggak ada yang perlu diceritain kok!” elakku.
“Pelit
ih! Bagi cerita aja nggak mau, apalagi bagi duit!” sewotnya.
“Ih
… ngambek nih yee! Memang nggak ada yang perlu diceritain! Wee …! Udah
sana-sana! Kerja dulu! Pagi-pagi sudah ngerumpi aja di meja orang,” aku
pura-pura jengkel padanya. Tentu saja aku bercanda.
“Awas,
ya! Kalau ada info garage sale atau
diskon dimana, gitu. Aku bakalan tutup mulut! Kujamin kamu nggak bakalan
ngelirik gadget atau akun medsos karena akhir-akhir ini terlalu
sibuk dengan pekerjaan!” Ratna bersungut dengan mulut manyun dan maju beberapa
senti. Wajahnya yang bulat jadi bertambah lucu. Aku tertawa dalam hati.
Saat
Ratna hendak berdiri, spontan aku mencegah sebelum dia meninggikan volume
suaranya. Untung ruangan lagi sepi, belum ada rekan kerja kami lainnya yang
sudah datang. Kebetulan jam masuk masih beberapa menit lagi.
“Iya
… iya. Maafkan hamba, Tuan Putri. Hamba pasti akan bercerita seperti yang Tuan
Putri inginkan, asal Tuan Putri tidak marah lagi,” kataku mengiba. Dalam hati
sih tertawa geli juga.
#OneDayOnePost
#TantanganCerbung
#Bagian2
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^