Sekar
melajukan mobil dengan pikiran berkecamuk tak karuan. Konsentrasinya pecah. Hal
ini bukan tak disadarinya. Ketidakberhasilan menghubungi Pandu sangat
menggelisahkan hatinya.
Kemana
gerangan Pandu? Apa dia akan menghilang dan tidak mau menemui Sekar lagi?
Apakah Pandu akan meninggalkannya begitu saja? Ah … tidak! Dia sudah berjanji
dan akan memenuhinya! Tapi …
Pikiran
buruk sempat terlintas dibenak Sekar. Bayangan Pandu berkelebat. Hati yang
kalut membuatnya nekat menemui Pandu di rumahnya. Meski jarak rumah mereka
tidak jauh, namun laju mobil ini terasa begitu lambat bagi Sekar.
Perjalanan
dari kota asal Sekar yaitu Kota Tahu, Kediri bisa ditempuh kurang lebih selama
satu setengah jam saja untuk mencapai rumah Pandu yang ada di lereng Gunung
Wilis, tepatnya di Desa Sawahan, Kabupaten Nganjuk.
Meskipun
baru sekali ke rumah Pandu, namun kemudahan akses menuju lokasi, juga karena rumah
Pandu berada di tepi jalan besar meskipun jalan desa, membuat Sekar tidak
begitu kesulitan melaluinya.
Mengingat
kembali awal pertemuan hingga terjalin hubungan istimewa diantara mereka,
membuat Sekar terbawa suasana. Pandu yang gagah, berbadan tegap terawat, begitu
santun dan ngemong, membuat Sekar
terpesona begitu dalam.
Sikapnya
yang sangat lady first, membuat Sekar
begitu merasa dihargai sebagai perempuan. Pandu bahkan tak pernah
mempermasalahkan sikap manjanya yang sering kelewatan. Bahkan terkadang sikap
agresifnya membuat Pandu agak kelabakan.
#OneDayOnePost
#TantanganCerbung
#Bagian9
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^