“Duh
… kenapa sih Mas Pandu hapenya off terus? Jadi sebel deh!” gerutu Sekar saat mencoba menghubungi Pandu namun tak
kunjung berhasil.
Sekar
mondar-mandir dalam kamar dengan gelisah. Berkali-kali memencet nomor Pandu
namun kecewapun berulang. Sekar menjadi tidak
sabar. Tiba-tiba sebuah rencana ada di kepalanya.
Lantas
dengan tergesa, Sekar mengganti pakaian sedikit lusuh yang dikenakannya, dengan
celana soft jeans warna coklat dengan
atasan kaos sporty lengan panjang warna senada.
Disapunya wajah dengan bedak tipis dan lip
gloss warna pink agar tak
terlihat pucat. Riasan yang minimalis pun tak mengurangi kecantikan wajahnya.
Disambarnya
tas selempang mungil warna coklat yang tergeletak di meja. Gegas dia keluar
kamar. Menuruni tangga dengan langkah sedikit berlari kecil lantas menuju rak
sepatu dengan deretan sepatu yang berjajar rapi. Diambilnya sepasang. Dengan terburu dikenakannya
sepatu flat warna coklat susu.
Lantas
…
“Bik
… tolong bukakan pintu garasi!” teriaknya. Gegas dia menuju mobil honda jazz yang
telah terparkir di dalamnya.
“Non
Sekar mau kemana? Lha itu minuman
hangatnya sudah Bibik siapkan,” Bik Tun bertanya penuh cemas.
Tak
ada jawaban dari mulut mungil itu. Sekarpun masuk ke dalam mobil dan bersiap
pergi.
Tergopoh
Bik Tun membuka pintu garasi dan pintu depan. Hatinya penuh tanya, kemana
gerangan sang tuan hendak pergi. Kecemasan semakin merajai perempuan yang mulai
menua ini.
Sekar
tidak tahu betapa Bik Tun mencemaskannya. Dia hanya ingin pergi dan melajukan
mobilnya ke suatu tempat.
.
Sementara
itu, di sebuah kamar, ada sosok yang masih berkubang dengan lamunan.
Angannya terbang pada seseorang yang dirindu. Seseorang yang telah membuat
hatinya tertambat.
Teringat
akan awal pertemuan mereka. Perjumpaan yang tidak sengaja dan berlanjut hingga
kini.
Saat
itu, Pandu bermain ke rumah ibu kostnya dulu kala dia sedang menimba ilmu di
Kota Malang. Ibu kostnya mempunyai dua orang anak, yang sulung laki-laki, yang
bungsu perempuan. Anak perempuannya mempunyai teman perempuan yang saat itu
tengah bertandang. Tanpa sengaja, Pandu dan teman anak perempuan ibu kost
saling bertemu. Merekapun berkenalan. Pertemuan singkat yang membekas dalam
bagi Pandu.
Mencoba
ingin mengenal lebih jauh tentang gadis itu, Pandu pun mencari tahu tentangnya
dari anak perempuan ibu kost yang memang akrab dengannya. Tidak sulit bagi
Pandu mengorek keterangan. Diapun berhasil mendapatkan nomor handphone gadis itu.
Gayung
bersambut. Sang gadis menerima kehadiran laki-laki itu. Entah angin apa yang
membuatnya tertarik. Namun tak dipungkiri, sosok laki-laki itu memang menawan.
Dengan tubuh atletis, rambut hitam ikal agak gondrong dengan kulit kuning
langsat, membuat para gadis tak kan menolak berada di dekatnya.
Pandu
memang pandai memikat perempuan. Sikap santun dan menomorsatukan perempuan,
membuat gadis bertubuh mungil dengan lesung pipi itupun seolah diperlakukan
bak putri raja. Apalagi selama ini, dia memang sering diperlakukan dengan manja
oleh orangtua dan pembantunya di rumah.
Ya,
gadis itu adalah Sekar. Dan dia memang menjalin hubungan dengan Pandu. Hubungan
yang sangat dekat. Seolah tak ingin terpisahkan.
Baca
juga : Cerbung Bunga Kemuning Bagian 7
#OneDayOnePost
#TantanganCerbung
#Bagian7
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^