Bik
Tun sudah kembali berada di dapur. Membuatkan minuman hangat untuk
Sekar ketika gadis itu memintanya. Meski masih sedikit khawatir dengan kondisi
Sekar yang gelisah karena mencoba menelpon seseorang namun tak kunjung
berhasil, Bik Tun menuruti keinginan Sekar.
Bik
Tun masih bertanya-tanya dengan apa yang tengah terjadi pada Sekar, sebab gadis
itu belum bercerita sedikitpun. Akhir-akhir ini dia merasa Sekar memang
menjadi lebih diam.
Bik
Tun teringat, sejak kecil Sekar memang sudah dalam pengasuhannya. Awalnya, Bik Tun yang
sejak remaja bekerja di rumah kakek nenek Sekar, lantas menikah pun masih ikut
keluarga itu. Ketika baru beberapa tahun menikah, suaminya meninggal karena
kecelakaan, Bik Tun pun sendiri karena kebetulan mereka belum dikaruniai anak.
Lantas,
ketika anak perempuan keluarga itu menikah, yaitu mama Sekar, Bik Tun turut
diboyong ke rumah baru, yaitu rumah yang sekarang Bik Tun juga tinggal di situ.
Ketika Sekar lahir, rasa kerinduan akan buah hati seolah mengobati ruang yang
telah lama kosong dalam diri Bik Tun.
Diasuhnya
Sekar dengan penuh kasih sayang seperti anak sendiri. Tak dibiarkannya
sedikitpun luka menggores tubuh mungil itu. Bik Tun sangat memanjakan Sekar.
Apalagi Bik Tun tahu, kedua majikannya, yaitu Papa dan Mama Sekar sangat sibuk
dengan pekerjaan mereka, sehingga kasih sayang dan perhatian untuk anak semata
wayang pun sangat kurang, bahkan nyaris tidak ada.
Gadis
itu tumbuh bergelimang materi. Semua kebutuhannya hampir selalu dipenuhi kedua
orangtuanya. Bahkan keinginan untuk mempunyai mobil pribadi sejak duduk di
bangku SMA, sudah dipenuhi oleh Papanya. Dengan dalih sayang dan melihat Sekar
sudah cukup mahir mengendarai mobil, Papa pun memenuhi keinginan anak
satu-satunya itu.
Sebuah
mobil honda jazz berwarna merah selalu setia menemani Sekar kemanapun gadis itu
pergi.
Sekar
pun tumbuh menjadi gadis yang manja, tidak mandiri, sedikit arogan, kurang kasih
sayang dan cenderung introvert. Tidak
mempunyai banyak teman dan suka menyendiri, mengurung dalam kamar.
Sebetulnya
Sekar cukup manis. Kulit putih yang membalut tubuh mungilnya, hidung mancung
dengan mata sedikit sipit serta dua lekuk pipi menambah cantik wajahnya. Rambut
yang hitam tebal dengan panjang sebahu membuat mata seolah tak berkedip
memandangnya.
Tak
sedikit laki-laki mencoba mendekati Sekar. Bik Tun pun tahu hal ini. Namun
sepertinya Sekar tidak menaruh minat pada mereka. Namun, beberapa bulan
terakhir, ada sesosok pria yang cukup sering bertandang ke rumah itu.
Bik
Tun merasa ada sebuah hubungan yang cukup dekat antara Sekar dengan pria itu.
Dan
kini, sepertinya hubungan itu tengah menimbulkan konflik.
Baca
juga : Cerbung Bunga Kemuning Bagian 6
#OneDayOnePost
#TantanganCerbung
#Bagian7
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^