Cerbung Bunga Kemuning Bagian 13





“Silakan diminum, Nak Sekar, nanti keburu dingin,” Ibu menyilahkan Sekar minum secangkir teh hangat yang telah disuguhkan.

Injih (*), Bu,” jawab Sekar santun, lantas mengambil cangkir yang ada di depannya. Diteguknya pelan cairan itu sekadar membasahi tenggorokan.


Ibu memperhatikan dengan seksama gadis dihadapannya. Meski terlihat masih shock, cemas, takut bahkan khawatir, namun bias kecantikannya masih tampak. Tak dipungkiri bila anak sulungnya bisa terpesona.

Ah ya, Ibu dan Sekar memang baru pertama bertemu. Saat Sekar pernah sekali berkunjung ke rumah mereka, memang sedang tidak ada orang di rumah. Ibu hanya pernah mendengar nama Sekar saat Pandu bercerita tentang gadis itu.


Hening terasa selama beberapa saat di ruang tamu yang hanya ada Ibu, Pandu dan Sekar. Masing-masing seolah membiarkan pikiran dipenuhi banyak hal.

Suasana sunyi tiba-tiba terhenti kala terdengar sebuah suara.

“Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam.” Kompak Ibu, Pandu dan Sekar menjawab.

Arum langsung masuk rumah. Mencium tangan Ibu lantas mengalihkan pandang ke Pandu dan sosok perempuan yang baru dilihatnya.

Pandu yang melihat keheranan Arum akan kehadiran Sekar, langsung berinisiatif mengenalkan mereka berdua.

“Rum, kenalkan, ini Sekar. Sayang, ini adikku yang manja,” kata Mas Pandu sambil melirik ke arahku. Akupun mendelik ke arahnya. Enak saja ngatain aku manja, gerutuku dalam hati.

Namun ada sedikit terkejut kala Mas Pandu menyebut nama ‘Sekar’. Teringat olehnya igauan Mas Pandu saat tertidur di teras depan dan menyebut nama itu.

Tak hanya Arum, Sekar pun terkejut sekaligus malu saat dirinya dipanggil ‘sayang’ oleh Mas Pandu di depan Ibu dan Arum.

“Heh … malah bengong! Ayo salaman!” sentak Mas Panduk mengagetkan Arum.

“Oh … eh. Sori. Kenalkan, Arum,” sambil tangannya mengulurkan pada Sekar. Dan Sekar pun membalasnya sambil menyebut nama.

“Sekar …”

.

Sementara itu, di sebuah rumah yang cukup mewah, ada sepasang suami istri yang tengah gelisah menanti anak gadisnya.


Catatan :
(*) Injih             : iya (Bahasa Jawa)


#OneDayOnePost
#TantanganCerbung
#Bagian13

Post a Comment

0 Comments