Cerbung Bunga Kemuning Bagian 10





Bagian 10

Keping-keping kenangan perjalanan cinta mereka membuat Sekar merindu hangatnya. Beberapa kali disekanya airmata yang meleleh di pipi bila teringat itu semua.


Sekar merasa rapuh. Tak tahu harus menumpahkan segala rasa pada siapa. Tak siap dengan kesedihan dan kepiluan. Tak pernah dia diajarkan menjalani hidup merana seperti ini. Biasanya, bila ada permasalahan, dia curahkan rasa pada Bik Tun, atau pada Mas Pandu-nya. Mama dan Papa terlalu sibuk dengan urusan mereka dan tak pernah ada waktu untuknya.

Dia rindu Mas Pandu! Kangen dengan tutur kata nan lembut dari bibir pria pujaannya. Rindu dekap mesra dan belaian sayangnya. Sering pula direbahkannya kepala di dada bidang sang kekasih untuk sekedar meyakinkan gemuruh di sana.

Konyol barangkali. Tapi Sekar suka. Dan Mas Pandu tak dapat berkutik.

Sikap manja dan cenderung agresif dari seorang Sekar membuat Pandu tiada berdaya. Kemanjaan demi kemanjaan, gelayutan manja, membuat logika seolah tak kenal asmara. Sekar menyadari akan hal ini. Dia tidak bermaksud menjerat, namun hasrat tak terelakkan.

Kala hati terpagut, dua insan mencoba menyatukan rasa, namun ternyata harapan tak seindah impian. Tinggallah noktah penyesalan di sana.

Saat Sekar melamun, tiba-tiba …

Ada seorang pengendara motor menyalip dari arah sebelah kanan. Sekar panik dan mencoba mengerem. Namun ternyata kakinya salah menginjak. Sekar menginjak gas begitu kuatnya hingga pengendara dan motornya terseret beberapa ratus meter kedepan.

Mobil hilang kendali. Berhenti ketika menabrak sebuah pohon mangga yang ada di tepi jalan yang di sekitarnya ada area persawahan, sementara sang pengendara jatuh tertelungkup di pematang sawah.




#OneDayOnePost
#TantanganCerbung
#Bagian10







Post a Comment

0 Comments