Kolam Ikan

dok. pribadi



“Bun … lihat, ikannya banyak, warna-warni,” seru Rafa kala melihat ikan-ikan di kolam milik salah seorang teman. Saat itu kami sekeluraga bersilaturahmi kesana.

Pandangan Rafa hanya tertuju dan tak sekalipun beranjak dari kolam. Kedua bola matanya yang bulat bergerak mengikuti kemanapun ikan-ikan itu berenang.


Terkadang mulutnya manyun dan sedikit maju karena kecewa ikan-ikan itu menjauh, sebentar kemudian tertawa terbahak-bahak dan bersorak  kegirangan sambil melompat-lompat. Tertawanya lucu buatku. Hidung yang selalu dikerutkan hingga seperti menyeringai, mata menyipit, dan selalu menunjukkan deretan giginya.

Sesekali Rafa berlarian kesana kemari mengelilingi kolam ikan. Seolah tak ingin kehilangan kesempatan untuk mengikuti mereka.

Kadang dibungkukkannya badan, kadang berjongkok mengamati. Terkadang isengnya timbul. Memasukkan tangan ke dalam kolam seakan hendak menangkap salah satu ikan-ikan itu.

Untung saja kolam itu dangkal, mungkin dalamnya seukuran lutut Rafa. Namun tetap saja membuat hatiku khawatir bila Rafa mencebur ke kolam karena gemas ingin menangkap salah satu ikan-ikan itu.

Saat aku bilang padanya mau ke dalam sebentar karena ada perlu dengan temanku, tak lama kemudian terdengar sebuah teriakan.

“Bundaaa …”

Tergopoh aku keluar. Terlihat Rafa dalam posisi duduk sambil memegang lutut. Raut mukanya merah padam. Bibir menyebek, hidung yang selalu digerakkan naik turun, dan mata yang tak henti mengerjap menahan tangis. Bahunya mengendik berkali-kali dengan napas tertahan. 

Hmm … kuduga dia jatuh terjerembab setelah berlarian kesana kemari dan kakinya menginjak salah satu tali sepatunya yang lepas.



≠OneDayOnePost
≠TantanganDeskripsiRasa

Post a Comment

0 Comments