![]() |
sumber foto : google |
Postingan ini terinspirasi kala
menjawab tantangan Program One Day One Post untuk membuat tulisan tapi tidak
boleh diedit. Se-typo apapun tulisan
itu.
Sempat bingung juga mau nulis apa. Ya,
akhirnya, saya nulis saja apa yang ada di benak saat itu. Dan itu adalah
pertama kalinya menulis dengan banyak typo
dan di-share ke publik. Bayangkan
saja, tulisan yang berantakan, banyak kesalahan ketik, tidak memperhatikan
kaidah tata bahasa malah dibaca banyak orang (pede banget saya, banyak yang baca
postingan tersebut).
Awalnya ragu untuk memposting tulisan
tersebut. Sungguh, yang ada hanyalah takut dan khawatir. Namun demi menjawab
tantangan dan karena menganggap diri sebagai newbie kebangetan (hehe!), saya share
saja tulisan tersebut! Dengan tekad baja (halah!), menghadapi tantangan
tersebut!
Dan hasilnya?
Tidak seperti dugaan saya, bakalan
banyak yang mengkritik (ini salah satu ciri orang yang negative thinking, jangan ditiru ya!). Malah komentar-komentarnya
support banget lho. Lha gimana, namanya juga tantangan no edit, tentu bakalan banyak typo
kan?
Cuma memang kurang panjang, dan saya
akui itu. Alasannya, karena pingin segera posting
tulisan dan di-share di grup ODOP,
pakai sok fastwriting pula, so,
hasilnya ya tulisan pendek lah hehe.
Apapun komentar-komentar yang mampir ke
blog, itu sebuah apresiasi tak terhingga bagi saya. Terimakasih ya teman-teman.
Tapi sebenarnya, postingan ini tidak
hanya tentang tantangan grup ODOP soal tulisan jangan diedit! Tapi tentang :
jangan takut berbuat salah!
Kebanyakan dari kita (termasuk saya
tentu saja!), selalu khawatir berbuat sesuatu, takut dianggap salah. Yang ada malah rasa ragu menghinggap,
akhirnya malah urung melakukan sesuatu.
Tentu bukan berbuat salah yang
jelas-jelas melanggar norma agama dan jelas berdosa lho!
Bersikap
hati-hati itu baik, tapi jangan sampai terlalu berhati-hati. Karena itu hanya
akan membuat kita tidak berani mengambil
sikap. Memang sih, tidak ada orang yang nyaman ketika melakukan kesalahan.
Apalagi jika kesalahan itu berdampak luas dan melibatkan banyak orang. Rasanya
pasti berkecamuk. Antara takut, bingung, malu dan berbagai ekspresi raasa
bersalah lainnya.
Tapi
satu hal yang tidak boleh kita lupakan, tidak ada satu orang pun yang tidak
pernah berbuat kesalahan. Bahkan para pakar kelas dunia pun harus melalui
berbagai kesalahan sampai akhirya menghasilkan produk yang sempurna. Lalu
kenapa kita yang masih dalam taraf belajar ini begitu takut berbuat salah?
Mungkin
sekarang ini kita sedang melakukan kesalahan. Konsekuensi tidak mengenakkan
juga harus diterima. Dimarahin, diomelin, dikritik dan lain sebagainya. Tapi
tidak perlulah sampai membuat terlalu down sampai kehilangan kepercayaan
diri. Harus yakin, bahwa kesalahan ini, perlakuan tidak enak yang didapatkan
ini, tidak sebanding dengan pelajaran penting yang akan kita rasakan!
Terkadang,
berbuat salah justru mempercepat proses belajar
Ketika
melakukan kesalahan karena kita belum benar-benar paham mengenai apa yang
dikerjakan. Justru, dengan melakukan kesalahan, kita akan lebih cepat belajar.
Lebih cepat memahami apa yang belum dipahami. Jadi tahu banyak hal yang
sebelumnya belum diketahui.
Menjadi tahu
resiko dari melakukan kesalahan
Setelah
melakukan kesalahan, kita akan belajar tentang resiko berbuat salah. Melihat
dengan mata sendiri apa dampak dari kesalahan tersebut. Apakah kesalahan ini
merugikan orang lain. Tentu itu sangat penting untuk membuat kita lebih
berhati-hati dan tidak melakukan kesalahan yang sama.
Dengan berbuat
salah, justru lebih cepat mengenal dan dikenali orang-orang di sekitar
Terutama untuk bagi yang sedang berada
di lingkungan baru, wajar jika melakukan kesalahan. Namanya juga orang baru,
belum paham apa-apa. Nah justru kesalahan ini akan mempercepat proses
perkenalan dengan orang lain. Kita akan menghadapi beberapa orang untuk
menyelesaikan persoalan. Memang sih, saat itu kita mungkin saja memberikan
kesan kurang baik. Namun, selama dapat menyelesaikan masalah dengan tenang dan
bertanggungjawab, mereka pasti akan memberikan kesan baik terhadap kita.
Tak ada manusia yang sempurna karena
manusia lahir satu paket dengan kekurangannya. Mengapa Tuhan menakdirkan
manusia punya kekurangan? Agar manusia bisa mengakui kesempurnaan Tuhannya dan
bisa melengkapi satu sama lain. Jika kita sempurna tentu tak butuh Tuhan
apalagi manusia lainnya untuk melengkapi kita. Kita toh punya dan mampu
melakukan segalanya.
Karena itu jangan takut berbuat salah.
Lebih baik berbuat dan salah daripada tidak berbuat sama sekali. Minimal kita
belajar dari kesalahan itu.
Semoga
yang sedikit ini bisa memberi manfaat.
≠OneDayOnePost
≠Inspirasi
≠Inspirasi
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^