Sejuknya Air Terjun Sumbermanik di Desa Blongko, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk




Untuk mengobati rasa penasaran kami akan air terjun ini, serta iming-iming dari seorang teman, akhirnya pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016 lalu, saya dan suami berboncengan motor ke sana.


Perjalanan dimulai dari arah kota Nganjuk menuju Kecamatan Ngetos yang termasuk dataran tinggi. Di Kabupaten Nganjuk ada dua daerah yang termasuk dataran tinggi, yaitu Kecamatan Ngetos dan Kecamatan Sawahan (yang terkenal dengan Air terjun Sedudo-nya). Untuk sampai ke Kecamatan Ngetos kurang lebih ditempuh dalam waktu setengah jam, sedangkan untuk mencapai Desa Blongko dari Kecamatan Ngetos dapat ditempuh selama 15 menit.

Lokasi Desa Blongko yang terletak di dataran tinggi dengan udara pegunungan yang bersih serta bebas polusi membuat hatipun terasa sejuk.


Sebelum masuk lokasi Air terjun Sumbermanik, ada spanduk besar sebagai ucapan selamat datang di air terjun. Akses jalan masuk sekitar 1 km masih beraspal, namun sekitar 1 km berikutnya, harus melalui jalan berbatu.

Sebelum menuju lokasi, kami harus memarkir sepeda motor dengan karcis dibayar di muka seharga 3 ribu rupiah. Tidak ada karcis masuk lokasi. Parkiran saat itu sepi sekali. Hanya ada 2 sepeda motor. Di seberang tempat parkir ada sebuah warung kecil yang menjual minuman dan makanan kecil. Menurut informasi dari juru parkir, lokasi air terjun dari tempat parkir hanya berjarak 2 km dan tidak bisa dilalui dengan kendaraan bermotor. Alhasil, saya dan suami berjalan kaki menuju lokasi .

Sama sekali tidak ada bayangan bahwa jarak tempuh yang hanya 2 km ternyata terasa begitu lama. Medan yang kami lalui sungguh diluar dugaan. Melewati pematang sawah dengan jalanan yang menurun, berliku-liku dan terkadang berlumpur. Kaki saya bahkan lecet. Daripada semakin sakit, saya putuskan untuk bertelanjang kaki saja.

Perjalanan ini mengingatkan saya ketika menjelajah, yang merupakan agenda kegiatan pramuka, kala masih duduk di bangku sekolah puluhan tahun lalu. Betul-betul menjelajah. Pemandangan selama perjalanan adalah perbukitan dan hamparan sawah terbentang. Sesekali kami bertemu para petani yang bersawah dan berladang di sekitar lokasi air terjun.

Setelah hampir 1 jam menempuh perjalanan, akhirnya tibalah kami di lokasi. Sebuah pemandangan alami yang sangat indah di depan mata. Derasnya air terjun yang kurang lebih tingginya 15 meter, seolah mengguyur rasa lelah kami. Di bawah air terjun mengalirlah air sungai yang begitu jernih diantara bebatuan besar. Sungguh karunia Alloh tiada terkira. Penat dan letih yang mendera selama perjalanan menuju lokasi seolah terobati ketika sampai di lokasi air terjun ini.


Ingin rasanya merasakan tubuh terguyur derasnya air terjun, namun apa daya, ada sebuah papan larangan mandi di bawah air terjun terpampang. Apalagi kami tidak membawa baju ganti. Akhirnya, saya hanya membasuh muka sekadar merasakan sejuknya air pegunungan.

Setelah beberapa saat menikmati suasana, kamipun kembali menempuh perjalanan penuh liku. Kami harus mendaki beberapa meter. Perjuangan berat memang, setelah menuruni area persawahan, harus kembali naik, bahkan dengan bantuan sebatang kayu untuk mempermudah langkah.  Apalagi dengan bertelanjang kaki. Untung saja, cuaca tidak begitu panas hingga kaki tidak bertambah lecet.

Sayang saya tidak banyak mengabadikan selama perjalanan karena konsentrasi pada ‘penjelajahan’. Medan yang berat (bagi saya) mungkin (membuat) saya akan berpikir ulang bila ada yang mengajak ke sana.





Post a Comment

1 Comments

  1. Air terjunnya bentuknya unik ya mbak.
    Jangankan 2 jam, aku dan keluarga kalau trekkingnya 1 jam aja nafas & dengkul berasa ga kuat :D
    Salam.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^