Save to Draft



To           :  gendismanis@suratelektronik.co.id
Cc           :
Subject   :  gendis

Gendis …

Aku tidak tahu harus mulai darimana menceritakan semua ini. Aku bukan tipe manusia yang suka menuang kata dalam bentuk tulisan. Aku lebih suka mengucapkan langsung. Jadi maafkan bila tulisanku ini membuatmu bingung. Atau tertawa. Atau sedih. Entahlah. Terserah kamu menanggapinya.


Gendis … ah, aku … gimana ya. Sebenarnya aku malu cerita ini ke kamu. Tapi aku harus ceritakan agar sesalku tidak semakin menyiksa. Yaa … meskipun mungkin terlambat. 

Baiklah, aku ceritakan saja, ya. Tapi janji, jangan marah.

Seharusnya ini kuungkapkan padamu saat itu, setelah pengumuman kelulusan SMA kita. Selama dua tahun memendamnya sejak pertama kali kita bertemu. Bukan kita, tapi aku yang melihatmu.

Sejak pertama kali melihatmu, entah kenapa, ada desir dalam hatiku. Sosokmu yang cantik, anggun, ramah, selalu ceria, telah menambatkan sesuatu dalam diriku. Aku selalu diam-diam mengawasimu, Gendis. Meski kau tak pernah tahu. Bertahun-tahun kulakukan ini. Dan aku tak pernah punya keberanian mendekatimu. Ah … aku memang payah.

Karena kau, Gendis, meskipun aku tahu, hatimu sudah ada yang memiliki, namun aku tak bisa menipu perasaanku sendiri. Aku tahu, aku hanyalah pungguk merindukan bulan. Namun rasa ini belum berubah, hingga saat ini. Hingga kutemukan akun facebookmu. Hingga kuberanikan diri mengirim email yang tercantum di akunmu.

Maaf aku hanya berani mengirim email ini. 

Aku hanya ingin bilang.

AKU SUKA KAMU! AKU SAYANG KAMU! DARI DULU HINGGA SEKARANG!

Itu saja, Gendis.

Maafkan aku.

Si pungguk perindu rembulan,

Juara


Kuarahkan kursor ke tombol send. Serasa beban berat menghimpit lepas dari tubuh. Lega. Kursor masih berkedip-kedip.
Kupandang monitor putih ini. Membaca ulang isi email. Sejenak berpikir ulang.  Jemariku menuntun ke sebuah arah. Save to draft. Klik.



#OneDayOnePost
#Batch3
#HariKe-2
#FiksiMini


Post a Comment

0 Comments