Cc :
Subject : gendis
Gendis …
Aku tidak
tahu harus mulai darimana menceritakan semua ini. Aku bukan tipe manusia yang
suka menuang kata dalam bentuk tulisan. Aku lebih suka mengucapkan langsung.
Jadi maafkan bila tulisanku ini membuatmu bingung. Atau tertawa. Atau sedih.
Entahlah. Terserah kamu menanggapinya.
Gendis …
ah, aku … gimana ya. Sebenarnya aku malu cerita ini ke kamu. Tapi aku harus
ceritakan agar sesalku tidak semakin menyiksa. Yaa … meskipun mungkin
terlambat.
Baiklah,
aku ceritakan saja, ya. Tapi janji, jangan marah.
Seharusnya
ini kuungkapkan padamu saat itu, setelah pengumuman kelulusan SMA kita. Selama
dua tahun memendamnya sejak pertama kali kita bertemu. Bukan kita, tapi aku
yang melihatmu.
Sejak
pertama kali melihatmu, entah kenapa, ada desir dalam hatiku. Sosokmu yang
cantik, anggun, ramah, selalu ceria, telah menambatkan sesuatu dalam diriku.
Aku selalu diam-diam mengawasimu, Gendis. Meski kau tak pernah tahu.
Bertahun-tahun kulakukan ini. Dan aku tak pernah punya keberanian mendekatimu.
Ah … aku memang payah.
Karena
kau, Gendis, meskipun aku tahu, hatimu sudah ada yang memiliki, namun aku tak
bisa menipu perasaanku sendiri. Aku tahu, aku hanyalah pungguk merindukan
bulan. Namun rasa ini belum berubah, hingga saat ini. Hingga kutemukan akun facebookmu.
Hingga kuberanikan diri mengirim email yang tercantum di akunmu.
Maaf aku
hanya berani mengirim email ini.
Aku hanya
ingin bilang.
AKU SUKA
KAMU! AKU SAYANG KAMU! DARI DULU HINGGA SEKARANG!
Itu saja,
Gendis.
Maafkan
aku.
Si pungguk
perindu rembulan,
Juara
Kuarahkan
kursor ke tombol send. Serasa beban
berat menghimpit lepas dari tubuh. Lega. Kursor masih berkedip-kedip.
Kupandang
monitor putih ini. Membaca ulang isi email. Sejenak berpikir ulang. Jemariku menuntun ke sebuah arah. Save to draft. Klik.
#OneDayOnePost
#Batch3
#HariKe-2
#FiksiMini
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^