![]() |
Sumber : google |
“Kegiatanmu
apa saja sekarang? Aku dengar udah resign
ya? Apa suamimu melarang? Ndak sayang tuh, gaji gede ditinggalin begitu saja?” tanya Arie pada sahabatnya, Ayu yang
baru saja menikah.
“Ya,
aku jadi ibu rumah tangga. Ini sudah keputusanku dengan Mas Rio kok,” jawab Ayu
diplomatis.
Arie
tidak mau bertanya lagi. Lebih tepatnya, malas. Percuma saja menanyakan lebih
lanjut pada Ayu. Hanya tidak habis pikir saja, hari gini, disaat orang lagi
susah nyari kerjaan, eh,
si Ayu malah keluar dari pekerjaan. Mana gajinya gede, pula.
Sebelum
menikah, Ayu memang bekerja di sebuah perusahaan dengan posisi manager supervisor. Keputusan resign merupakan kesepakatan antara Ayu
dan suaminya. Selain itu, Ayu beralasan ingin menjalankan kewajiban sebagai
istri dan ibu bagi anak-anaknya kelak. Bukan hanya alasan klise, namun sudah
melalui berbagai pertimbangan kala memutuskan resign. Toh, suaminya sudah menyatakan kesanggupan akan kewajiban
menafkahi keluarga.
Bagi
perempuan bekerja seperti Ayu, sebelum mengambil keputusan untuk resign, selain karena larangan dari
suami, tentu ada beberapa hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan langkah
yang dilakukan sebelum resign, antara
lain :
1. Siapkan psikis Anda
Terbiasa dengan berbagai
kesibukan lantas berhenti karena telah resign
dari pekerjaan, bagi perempuan yang pada awalnya bekerja, bisa menimbulkan
gangguan psikis tersendiri. Oleh sebab
itu, sebelum resign, persiapkan diri
dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan stress. Bantuan pasangan dalam hal ini sangat
diperlukan, terlebih bila alasan resign
adalah karena larangan bekerja dari pasangan.
2. Bicarakan tentang finansial keluarga
dengan pasangan
Berhenti bekerja, tentu
akan mempengaruhi kondisi finansial keluarga. Bicarakan baik-baik dengan
pasangan, dan ingatkan kewajibannya (suami) untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Belajar bijak mengatur keuangan
keluarga
Mempersiapkan diri untuk
belajar mengatur keuangan keluarga merupakan salah satu langkah yang bijak.
Diskusikan dengan suami tentang hal ini. Buatlah beberapa kesepakatan tentang
pos-pos pengeluaran. Biasakan terbuka dalam masalah keuangan. Uang adalah hal yang vital dalam hidup ini,
bukan?
4. Tetap produktif meski di rumah
Meskipun
sudah tidak berstatus sebagai karyawan, Anda tetap bisa menjadi perempuan
produktif di rumah. Lakukan aktivitas yang menyenangkan. Bila memungkinkan dan mendapat ijin dari
suami, lakukan kegiatan positif dan menghasilkan dari rumah. Misalnya Anda hobi
memasak atau membuat kue, cobalah untuk menjual pada tetangga, teman dan
sahabat. Anda juga bisa menjualnya secara online.
5. Jangan lupa untuk bahagia
Berhenti bekerja bukanlah
akhir hidup Anda. Tetaplah lakukan kebaikan dimanapun Anda berada. Belajar
untuk ikhlas, tetap bersyukur dengan hidup Anda, dan kebahagiaan akan datang.
Semoga bermanfaat.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^