Menulislah dari sekarang!









Aku merasa suka menulis sejak duduk di bangku SMP. Tentu saja tulisan-tulisanku hanya sekedar curahan hati yang tertuang dalam diary. Sama sekali tidak berpikir untuk mengembangkan isi tulisan menjadi sebuah karya yang bisa dikirim ke media.


Ketika memutuskan untuk mendalami menulis, yang ada di benakku adalah, aku ingin menulis apa saja yang ingin kutulis. Tidak peduli tulisanku tidak sesuai EYD ( sekarang EBI), tidak menperhatikan tanda baca, paragraf, diksi dan sebagainya seperti layaknya tulisan yang menarik. Aku hanya ingin menulis karena suka. Itu saja.

Bagiku, menulis merupakan salah satu faktor membuat bahagia. Menuang kata demi kata dalam rangkaian kalimat menjadi sebuah karya. Saat itu, aku tidak memikirkan tulisanku berdampak pada orang lain atau tidak. Aku merasa, isi tulisan seolah menceritakan kisah hidupku. Bahkan seperti postingan kali ini.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai mencari ilmu dan teori tentang menulis. Aku ikut grup menulis secara online di media sosial, ikut mentoring, browsing teori menulis, membaca buku-buku tentang menulis, bahkan bertemu langsung dengan penulis buku. Berharap semua langkah itu bisa menunjang untuk memperbaiki tulisanku.

Apakah harapanku tercapai? Belum sepenuhnya. Kenapa? Karena kunci keberhasilan menulis sebenarnya bukan dari banyaknya teori yang kita pahami. Tapi dengan berlatih sebanyak mungkin.

Dari sinilah aku meyakinkan diri agar tetap menulis. Tidak itu saja. Aku harus berani memposting karya. Pada awalnya pasti akan banyak kritikan. Entah soal tulisan tidak menarik, terlalu banyak typo, tidak memperhatikan EBI, dan sebagainya.

Sakit hatikah aku? Awalnya iya. Sudah capek-capek nulis, merasa tulisan udah benar, dapat kritikan tajam bahwa tulisan tidak lolos seleksi dengan berbagai alasan, yang menciutkan nyali. Disinilah mental penulis pemula diuji. Bila putus asa, mogok tidak mau menulis lagi, tidak ada yang melarang. Tapi bila ingin membuktikan bahwa bisa dan mau menulis, pasti semangat memperbaiki tidak luntur.

Semua kembali ke niat awal ketika memutuskan ingin menulis. Seperti yang kuungkap di awal postingan ini. Menulis merupakan salah satu kebahagiaan hati. Dengan menulis, aku tidak akan menyesal telah meninggalkan jejak aksara bila aku sudah tidak ada di dunia ini. Dengan menulis, aku bisa menebar manfaat bagi banyak orang. Dengan menulis, aku bisa mewujudkan mimpi menjadi penulis buku terkenal.

Bila tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi aku akan mulai melangkah menggapai harapan-harapanku di atas? Aku tidak akan tahu kapan semua itu terwujud. Aku harus segera memulainya. Dengan membiasakan menulis. Aku yakin, semakin banyak berlatih, aku pasti bisa memperbaiki tulisanku. Suatu saat, pasti ada pembaca yang selalu menunggu karyaku. Untuk itulah kuputuskan, aku akan tetap menulis, sampai aku tak sanggup lagi menulis.


(Curahan hati penulis pemula)


 Baca juga : Jangan Berhenti

Post a Comment

0 Comments