Fenomena perem
Fenomena perempuan bekerja bukan merupakan hal aneh bagi masyarakat di era modern seperti sekarang. Beberapa perempuan bahkan memiliki peran ganda dalam hidupnya yaitu, sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai wanita karir. Sebagian memberi alasan bahwa bekerja untuk membantu menopang perekonomian keluarga, mengingat semakin meningkatnya kebutuhan hidup.
Meski begitu, peran laki-laki dalam
hal ini menjadi suami dan kepala keluarga, masih dianggap sebagai pencari
nafkah utama. Setidaknya budaya ini masih bertahan di wilayah Timur, termasuk
di Indonesia. Bagaimana jika penghasilan istri lebih besar dari suami? Apakah
kondisi ini berpotensi membawa konflik dan menggoyang legitimasi suami sebagai
kepala keluarga?
Perbedaan penghasilan istri dengan
suami selanjutnya dapat memunculkan kondisi antara lain :
1. Munculnya
egoism di pihak istri
Ketika istri merasa sudah tidak lagi tergantung pada suami
dan memiliki pendapatan sendiri, bahkan lebih besar dari pendapatan suami, bisa
menyebabkan munculnya ego sang istri. Hal ini bisa memunculkan “pembangkangan”
terhadap tugasnya sebagai istri maupun seorang ibu.
2. Munculnya rasa
rendah diri suami
Rasa minder dan rendah diri pada
suami bisa muncul ketika mengetahui pendapatan istri lebih besar. Masalah
pendapatan bisa menimbulkan konflik dalam rumah tangga yang akhirnya bisa
menimbulkan perceraian. Ada juga suami yang merasa dilecehkan oleh istri,
akhirnya mencari pelampiasan dengan berselingkuh.
3. Terjadi
kekerasan dalam rumah tangga
Kekerasan dalam rumah tangga juga
bisa diawali dari kesenjangan penghasilan. Bentuk kekerasannya tidak harus
fisik tapi juga verbal.
Lantas, bagaimana agar kondisi istri
yang mempunyai penghasilan lebih besar dari suami tidak menimbulkan konflik
dalam rumah tangga? Berikut beberapa tipsnya :
1. Bersyukur
Suami istri saling mengingatkan agar
selalau bersyukur telah diberi karunia nikmat , sehingga penghidupannya lebih
baik lagi. Dengan kehidupan lebih baik lagi maka tingkat ibadah merekapun lebih
lagi. Yaitu dengan terbukanya kesempatan untuk sedekah dan beramal lebih banyak
lagi.
2. Sadari peran
suami sebagai kepala keluarga
Meskipun penghasilan istri lebih besar
dari suami, harus tetap diingat bahwa suami adalah pemimpin keluarga. Oleh
karena itu, sebaiknya istri tetap menempatkan suami pada perannya dengan
meminta persetujuannya terhadap apapun yang akan dilakukan, sehingga suami
tidak kehilangan peran dan wibawanya dimata istri dan anak-anak.
3. Saling menghormati dan menghargai
Hendaklah istri tetap hormat kepada
suami. Lembutkanlah suara ketika berbicara dengan sang suami. Hindari
melakukan hal-hal yang membuat suami merasa disepelekan terutama soal keuangan.
Misalnya saat suami memberikan uang belanja janganlah lupa untuk mengatakan
terimakasih sekalipun uang tersebut jumlahnya tidak sebesar pendapatan
sang istri.
4. Jalin komunikasi yang hangat dengan suami
Biasakan membicarakan hal sekecil apapun
secara terbuka dengan pasangan untuk menghindari kesalahpahaman. Jalinan
komunikasi bisa dilakukan saat berada di tempat kerja atau di rumah. Istri
harus tetap bersikap sopan dan penuh perhatian ketika berbincang-bincang dan
berdiskusi, Jauhkan perdebatan dan sikap keras kepala ketika mengemukakan
pendapat di hadapan suami.
5. Istri senantiasa mengingat bahwa ridho
suami merupakan jalan untuk meraih ridho Alloh
Ridho suami merupakan surga bagi
istri, Hendaknya istri tetap bersabar ketika kondisi suami belum sesuai harapan
dalam soal penghasilan. Buktikanlah ketaatan sebagai istri dengan rasa hormat,
kasih sayang, perhatian dan ketaatan kepada suami untuk meraih ridlonya.
6. Mengabdi dengan
ikhlas pada keluarga
Meskipun berperan ganda sebagai
istri yang bekerja dan sebagai seorang ibu, istri hendaknya tetap memberikan
waktu terbaik untuk keluarga, dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharap
ridho-Nya semata. Jadikanlah setiap kesempatan berinteraksi dengan seluruh
anggota keluarga sebagai waktu yang berkualitas.
Demikianlah beberapa cara untuk
menjaga keharmonisan dalam rumah tangga, ketika penghasilan istri lebih besar
dari suami. Besar kecilnya penghasilan seharusnya tidak memicu terjadinya
konflik, asalkan keduanya bisa mengelola sesuai kebutuhan. Semoga bermanfaat.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Pastikan Anda mencantumkan nama dan url blog, agar saya bisa berkunjung balik ke blog Anda. Semoga silaturahmi kita terjalin indah ^^